Sudah baca tulisan saya “Mengapa Hidup Harus
Disiasati?” bagian tulisan tentang Pak Murthi yang pendiri Infosys? Ternyata
ada beberapa yang tidak setuju dengan beliau. Hebat sekali ya?
Karena ternyata berapa orang yang saya kenal itu
bahkan belum mencapai posisi level ke dua di perusahaan tempat dia bekerja.
Tetapi tetap tidak setuju dengan kata-kata Pak Murthi. Mereka menyatakan bahwa
untuk mencapai level yang tinggi, Pak Murthi pasti melewati masa-masa bekerja
dari pagi hingga pagi lagi.
Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Karena
saya belum pernah tahu sejarah hidup apalagi perjalanan karir Narayana Murthi.
Jadi saya bukan orang yang berani menyatakan apakah beliau pernah bekerja dari
pagi hingga pagi lagi, atau tidak. Yang saya tahu tentang beliau mungkin tidak
lebih banyak daripada yang Anda tahu, seperti bahwa beliau termasuk dalam
daftar orang terkaya sedunia versi majalah Forbes tahun 2007.
Tetapi saya pernah bekerja dari pagi hingga pagi
lagi selama dua minggu penuh. Sebaliknya saya juga pernah pulang dari kantor
saat jam kerja berakhir.
Tidak banyak bedanya bila dibanding kenyataan dalam
perusahaan. Kecuali bahwa bila Anda sedang mengerjakan sebuah proyek, maka akan
dapat segera selesai bila Anda bekerja dari pagi hingga pagi lagi. Tetapi
seberapa tahan Anda bekerja terus-menerus sedemikian rupa? Sangat tergantung
berapa usia Anda sekarang. Bila Anda berusia di bawah 30 tahun, maka Anda
mungkin kuat bekerja sedemikian selama kurang lebih 15 sampai 20 hari. Semakin
tinggi usia Anda maka semakin pendek pula durasi Anda mampu bekerja
terus-menerus dari pagi hingga pagi lagi.
Hal kedua yang perlu saya pertanyakan adalah Anda
yang lebih memilih mengikuti permintaan atasan dibandingkan menjaga etika
profesi Anda. Andaipun Anda tidak menganggap Anda memiliki profesi seperti
sekretaris, jurnalis, akuntan, ahli hukum, atau hal lain, tetapi ada etika lain
yang mengatur hal-hal yang bisa dan tidak boleh dilakukan: etika perusahaan.
Sementara mari kita anggap bahwa Anda mempunyai
profesi tertentu yang memiliki etika profesi tertentu. Sadarkah Anda bahwa
ketika Anda memiliki profesi, maka etika profesi lebih tinggi dari perusahaan.
Bila Anda akuntan, maka apapun yang ada dalam PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) dan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) atau dalam
bahasa lain dikenal sebagai generally accepted accounting principles adalah dasar
etika yang lebih perlu dijaga.
Pernah dengar Enron, Worldcom dan Sarbanes Oxley
Act 2002? Ya, itu semua terjadi akibat kepentingan sebagian petinggi perusahaan
dan juga kepentingan perusahaan dianggap lebih tinggi daripada etika profesi.
Maka perusahaan yang dalam tempo 6 bulan naik tinggi harga sahamnya di NYSE
(New York Stock Exchange) mendadak harus mengajukan pernyataan bangkrut, karena
kesalahan yang disengaja dalam pengakuntansian.
Mengapa prinsip akuntansi, etika akuntan harus
lebih dijaga daripada kepentingan perusahaan. Karena etika akuntan, prinsip
akuntansi dibuat dengan didasarkan pada kepentingan banyak pihak yang terlibat
dengan perusahaan. Bukan hanya didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja.
Karena itu bagi akuntan, prinsip akuntansi adalah aturan tertinggi yang harus
diikuti.
Bagaimana bila hal itu bertentangan dengan
keinginan pimpinan? Oh ya, ada prinsip akuntansi yang bertentangan dengan
keinginan pimpinan? Tentu saja ada, kan
ada contoh Enron dan Sarbanes Oxley Act 2002 tadi.
Itulah maka saya kutip Narayana Murthi yang pernah bilang “jangan pernah
terlalu mencintai perusahaan, karena Anda tidak tahu kapan perusahaan berhenti
mencintai Anda”.
Perusahaan sebagaimana semua hal yang berada di
bawah Allah, adalah fana. Tidak tetap, karena itu ada perkataan bahwa hal yang
paling pasti di dunia ini adalah ketidak pastian. Begitu pula dengan
perusahaan. Begitu pula dengan jabatan.
Saya kutip kembali perkataan lain dari beliau.
Tetaplah pegang 2 kalimat Sansekerta sebagai prinsip hidup: Sathyannasti Paro
Dharma – tidak ada dharma yang lebih tinggi daripada setia kepada kebenaran dan
Satyameva javate - hanya kebenaran saja yang akan menang. Mari gunakan hal
tersebut sebagai motto untuk kepemimpinan.
Lihatlah beliau, orang yang besar karena
membesarkan Infosys, orang yang termasuk dalam daftar orang terkaya sedunia
versi Forbes dan telah mendapatkan kehormatan dari PM India. PM India bahkan
menyatakan beliau sebagai aikon nasional, memiliki nama yang terkenal secara
global, sumber inspirasi yang luar biasa (tremendous) bagi entrepreneurs muda
dan role model bagi para CEO di seluruh dunia.
Rasanya tidak ada yang kurang dari beliau, dan
beliau menyatakan 3 hal penting. Setia pada kebenaran, hanya kebenaran yang
akan menang, dan jangan terlalu mencintai perusahaan karena Anda tidak pernah
tahu kapan perusahaan berhenti mencintai Anda.
Kebenaran dalam pekerjaan hanya berasal dari
hal-hal yang digariskan oleh profesi. Kebenaran dalam perusahaan hanya
bersumber dari peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kebenaran di perusahaan bukan bermula dari apa yang diperintahkan oleh atasan.
Sehingga tetap saja kebenaran yang harus menang.
Tetapi, mengapa sebagian besar kawan saya begitu
patuh pada atasan dan takut kehilangan jabatan?
Sayang sekali, ya. Mereka tidak pernah tahu, tidak mau menyadari bahwa Allah adalah yang tertinggi. Perusahaan, atasan, jabatan, itu semua berada jauh di bawah. Rezeki tidak datang dari perusahaan, atasan dan jabatan. Rezeki dari Allah. Penghasilan, gaji, tunjangan, bonus itu juga datang karena Anda mendapatkan rezeki.
Sayang sekali, ya. Mereka tidak pernah tahu, tidak mau menyadari bahwa Allah adalah yang tertinggi. Perusahaan, atasan, jabatan, itu semua berada jauh di bawah. Rezeki tidak datang dari perusahaan, atasan dan jabatan. Rezeki dari Allah. Penghasilan, gaji, tunjangan, bonus itu juga datang karena Anda mendapatkan rezeki.
Sama seperti ketika Anda mendapatkan uang yang
keluar dari mesin ATM. Uang yang keluar itu adalah milik Anda, mesin ATM hanya
alat untuk membuat uang itu keluar agar dapat Anda pergunakan. Maka demikian
pula dengan rezeki, itu milik Allah, Sang Maha Penguasa, Pemilik segala hal
yang ada di dunia, dan mengalir ke Anda lewat sebuah mesin ATM yang bernama:
perusahaan.
ardian.syam@gmail.com – Medan – April 2007
No comments:
Post a Comment