Apa yang terlintas di kepala, saat
melihat anak kita gemar membanting pintu untuk mengekspresikan kekesalannya?
Jika kita berpikir itu hanyalah fluktuasi emosi yang harus dihadapi, ada
baiknya kita juga “mencurigai” mungkin saja anak kita tengah depresi.
Survei di Amerika Serikat
mengestimasi, setidaknya ada 10 persen dari anak-anak yang mengalami depresi
akibat proses akil balik. Dan sebagian besar dari mereka tak pernah mendapatkan
pertolongan. Inilah yang mempertajam risiko depresi mereka saat dewasa,
khususnya masa-masa perubahan hormon terjadi. Maka ada baiknya sebagai orang
tua, kita mengetahui tanda-tanda depresi pada anak.
Pada umumnya, depresi akan membuat anak-anak
kita tidak nafsu makan dan kesulitan tidur. Bahkan pada tahap depresi yang
lebih serius akan membuat mereka menarik diri dari keluarga dan teman-temannya.
Dan seperti yang kita ketahui, emosi
yang serba tak menentu akan memengaruhi kesehatan. Hal yang sama juga dialami
oleh anak-anak kita. Mereka akan jadi sering mengeluh sakit kepala hingga
mengalami penurunan berat badan yang drastis. Jika semua ini tidak berubah
selama 2 minggu penuh, bisa jadi anak kita tengah mengalami depresi.
Sebagai orang tua yang harusnya kita
lakukan adalah dekati anak sebagai teman. Itu artinya, kita harus bisa menahan
diri untuk tidak menggurui tingkah lakunya yang menggangu. Buat dia nyaman
untuk bercerita apapun pada kita. Tapi jika Anda merasa tidak bisa mengatasinya
sendiri, walaupun sudah mencoba berbagai cara, segeralah temui psikolog khusus
anak agar dapat tertangani dengan tuntas
sumber : PreventionIndonesiaonline
No comments:
Post a Comment