Suatu ketika di negeri antah berantah, terdapat suatu daerah
yang banyak sekali bencana alam yang menimpa. Hal ini membuat meledaknya jumlah
deretan nama anak yatim, orang-orang trauma dan putus asa, manula yang tidak
tahu harus mengadu kemana tentang nasib mereka dan masih banyak jenisnya.
Kesemua dari mereka adalah orang yang kesusahan.
Perdana menteri sering berkunjung ke daerah tersebut, sambil
membawa bantuan yang cukup meringankan beban keseharian rakyatnya. Pada suatu
ketika, oleh perdana menteri anak-anak yatim dikumpulkan kemudian dipindahkan
ke daerah yang lebih tenang dan kehidupan warganya dalam keadaan yang maju dan
termasuk dalam ekonomi kuat.
Disana anak-anak tersebut dibuatkan sebuah rumah kasih
sayang, sejenis rumah anak yatim. Kalangan pengusaha, wirausahawan, pejabat,
dan orang-orang terpandang dipanggil. Oleh perdana menteri diumumkan bahwa
disinilah tempat anak-anak terlantar dan kesusahan yang sangat butuh uluran
tangan. Oleh karenanya mereka dimintakan bantuan. Secara berkala mereka
dimintai bantuan untuk menghidupi anak-anak tersebut.
Tiga bulan kemudian perdana menteri menugaskan orang
kepercayaannya untuk mengunjungi rumah kasih sayang tersebut. Satu hari penuh utusan tersebut bersama
anak-anak. Apa yang terlihat sungguh memilukan. Anak-anak kekurangan makanan.
Bantuan yang diterima tidak sebanding dengan jumlah mereka. Sehingga sebagian
anak rela berpanas-panasan untuk jualan koran, membantu angkat belanjaan,
ataupun menengadahkan tangan di kaca-kaca mobil yang mengkilap.
Kemudian hal itu diceritakan kepada Perdana Menteri. Dengan
buliran air mata Perdana Menteri mendengarkan cerita utusannya dengan seksama.
Hari berikutnya, seluruh anak yatim, dibawa ke ibu kota. Dan seluruh biaya
kehidupan mereka ditanggung oleh perdana menteri. Entah kebetulan atau tidak,
beberapa bulan kemudian, daerah bekas anak-anak tersebut tinggal, terkena
musibah dan bencana yang dahsyat.
Sahabat resensi.net, kira-kira maknanya apa ya?? Silahkan komentar di bawah ini.
======================
Kepada sahabat yang senang mengcopy paste artikel yang ada
di Resensi.net, diharapkan mencantumkan sumbernya. Dalam kehidupan ini, ada
etika, ada sopan santun dan ada tata kramanya. Dan etika copy paste adalah
mencantumkan sumbernya.
Jika sahabat menyukai kehidupan yang tidak ada etika, maka
itu adalah kehidupan yang liar. Yakinlah, itulah nanti kehidupan liarlah yang
akan menemani sahabat. Maaf, ini bukan
doa saya. Tapi ini merupakan akibat dari suatu sebab.
Dalam Alquran disebutkan “Dan musibah apa pun yang menimpa
kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)
No comments:
Post a Comment