Showing posts with label DEWASA. Show all posts
Showing posts with label DEWASA. Show all posts

Aug 18, 2013

SETIAP ORANG BISA JADI TUA TETAPI TIDAK UNTUK DEWASA



Hari pertama masuk kuliah, setelah professor memperkenalkan dirinya sendiri, dia meminta setiap teman sekelas berinisiatif pergi berkenalan dengan seorang teman baru.

Ketika saya sedang berdiri untuk mengamati keadaan di sekeliling, ada seseorang yang menepuk bahu saya dengan ringan. Saya memalingkan kepala, dan terlihat oleh saya seorang ibu tua yang berperawakan kecil dan pendek dengan wajah yang penuh dengan kerutan sedang tersenyum pada diri saya, senyuman itu terang cemerlang.

Dia berkata, "Hai! Pemuda tampan, nama saya Rosa, umur saya 87 tahun. Bolehkah saya memeluk Anda?"

Saya tertawa dengan penuh kehangatan serta menjawab, "Tentu saja boleh".

Dia lalu benar-benar memeluk saya dengan erat. Dengan nada bergurau saya bertanya kepada dia, "Umur Anda masih kecil, mengapa sudah kuliah?"

Dia juga menjawab dengan jenaka, "Saya bersiap-siap datang kemari untuk mencari pasangan yang kaya, melahirkan beberapa anak, lalu pensiun dan berkelana keempat penjuru dunia"

"Benarkah demikian?" Saya masih bertanya walaupun saya sudah tahu.

Saya ingin tahu, sebenarnya motif apa yang mendorong dirinya yang sudah uzur itu, masih mau datang kuliah.

Dia memberitahu saya, "Saya selalu bermimpi ingin mendapatkan pendidikan universitas, akhirnya hasrat saya yang sudah lama terpendam di dalam hati ini sekarang sudah dapat terpenuhi."

Setelah kuliah, kami berdua pergi berjalan-jalan ke gedung gabungan mahasiswa, saling berbagi untuk menikmati permen coklat susu. Sejak itu kami menjadi sahabat karib.

Selanjutnya dalam setiap hari selama tiga bulan, kami berdua selalu bersama-sama meninggalkan kelas, mengobrol panjang lebar tiada habisnya. Dia seperti sebuah "mesin waktu", berbagi dengan saya segala kecerdasan dan pengalamannya, dan saya selalu mendengarkan dengan suka hati.

Satu tahun ajaran kemudian, Rosa telah menjadi tokoh yang sangat ternama di dalam kampus. Tidak peduli kemanapun, dia selalu dengan mudah berkenalan dan mendapatkan teman yang baru.

Dia sering kali berhias diri dengan sangat cantik, mabuk dalam perhatian yang dicurahkan para teman kuliah kepada dirinya. Ketika selesai tahun ajaran, Rosa datang memenuhi undangan dan berpidato di dalam jamuan makan malam yang kami adakan untuk tim sepak bola. Saya selamanya tidak akan melupakan hadiah sangat berharga yang dia berikan kepada kami pada malam hari itu.

Setelah penyelenggara acara memperkenalkan dia kepada para pendengar, dengan langkah yang pendek dan cepat dia berjalan menuju podium. Karena kurang hati-hati ketika dia hendak mulai berpidato, naskah pidato yang digenggamnya  telah terjatuh ke lantai.

Untuk saat beberapa detik lamanya dia nampaknya agak merasa kesal dan tersipu malu, tetapi segera dia menghadap ke mikrofon dengan ringan dan penuh humor dia berkata, "Maaf! Belakangan ini saya sering kelupaan, tadi sebenarnya saya ingin minum segelas bir untuk membesarkan nyali, malah salah meminum whisky, siapa sangka minuman ini hampir saya mencelakakan saya. Kelihatannya saya sudah tidak ingat lagi dengan naskah yang sudah saya siapkan sebelumnya, lebih baik saya bercerita tentang hal-hal yang saya kenal dengan baik!"

Dalam suara gelak tawa para pendengar, dia berdehem, lalu mulai berkata, "Kita bukan karena tua lalu berhenti untuk bermain, tetapi karena berhenti bermain kita baru bisa berubah menjadi tua. Hanya ada satu rahasia yang bisa membuat manusia awet muda selalu, bergembira dan berhasil."

"Anda sekalian harus sering membuka mulut untuk tertawa, serta penuh humor.Anda sekalian harus setiap saat memeluk cita-cita. Ketika Anda sekalian kehilangan cita-cita, maka penampilan Anda bagaikan telah mati. Bila kita perhatikan, maka di sekeliling kita ada banyak sekali orang yang bagaikan mayat berjalan, tetapi mereka tidak menyadarinya."

"Antara berubah menjadi tua dan menjadi dewasa mempunyai perbedaan yang sangat besar. Setiap orang bisa berubah menjadi tua, tetapi belum tentu setiap orang bisa menjadi dewasa. Arti dari dewasa adalah, Anda dalam perubahan yang terus-menerus harus mencari dan memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk menjadi dewasa."

"Harus hidup dengan tanpa penyesalan. Umumnya orang yang sudah berumur, tidak akan menyesal atas apa yang pernah mereka lakukan, tetapi sering kali mereka merasa menyesal atas apa yang pernah menjadi keinginan mereka di masa muda, tetapi tidak pernah terlaksana dan terwujud. Hanya orang yang hatinya penuh dengan penyesalan, yang akan takut dengan kematian."

Akhir tahun itu, akhirnya Rosa menyelesaikan kuliahnya di universitas. Satu minggu kemudian setelah lulus, dia meninggal dengan tenang dalam tidur.

Lebih dari dua ribu teman kuliah yang menghadiri upacara pemakamannya. Kami berkumpul menjadi satu memberi hormat kepada Rosa yang mengajarkan kami dengan perilakunya.

Asalkan sudah membulatkan tekad, tidak peduli sudah seberapa besar usia pasti bisa mewujudkan cita-cita.

Nov 16, 2012

MENUNTUN DIRIMU HINGGA BERANGSUR DEWASA

Saya bukan ahli dalam memelihara bunga dan tanaman, selain itu juga tidak memiliki waktu banyak untuk merawat. Oleh sebab itu saya hanya membeli satu, dua vas bunga yang mudah dirawat seperti Lidah Buaya dan Rumput Wangi sebagai penghias rumah agar nampak lebih hidup. Selain itu saya juga ingin membiarkan anak saya terlibat dan belajar memahami tanaman.

Kedua tanaman yang saya beli itu tidak boleh disiram terlalu banyak air, maka bila terkadang lalai, juga tidak akan menjadi masalah.

Setelah anak saya masuk SD, tugas menyiram tanaman saya serahkan padanya. Dia belajar dengan cepat, karena tidak lama kemudian, dia sudah bisa mengamati keadaan tanah pada tanaman – apakah sudah mengering, sehingga harus disiram lagi  ataukah masih basah tanahnya? Ia tidak perlu lagi menanyakan pada saya kapan harus menyiramnya.

Suatu hari … di luar dugaan, tanpa menanyakan ke saya, anak saya telah berinisiatif memakai sisa air minumannya yang dingin untuk menyirami tanaman-tanaman itu. Tak pelak, saaat saya mengetahui daun rumput wangi telah jadi menguning. Saya lalu menunjukkan hal ini pada anak saya dan menjelaskan ini sebagai akibat dari air siraman yang ia pakai. Saya juga menambahkan bahwa tanaman tidak sama seperti manusia yang harus minum air yang sudah direbus. Bila kita menyiram tanaman dengan air matang, maka tanaman itu malah akan mati karena kekurangan gizi. Sebab setelah air dididihkan, bukan saja semua bakteri jadi mati, mineral dan gizi yang diperlukan tanaman itu juga akan hilang.

“Oh, ternyata air yang berbeda punya efek berbeda pada tanaman!,” anak saya sangat heran. “Tentu saja”, saya menjawabnya sambil memegang kepalanya, “Air hujan adalah pupuk alami yang paling baik, dan air ledeng tanpa disinari matahari bisa melukai bunga, itulah mengapa ibu menaruh bejana itu agar terkena sinar matahari dan dapat kamu pergunakan. Masih ada banyak hal 7 yang tidak kamu ketahui, jadi jangan merasa idemu itu bagus lantas tidak perlu menanyakan kepada orang tua.” Dia mengangguk-anggukkan kepala.

Suatu hari, saat melewati sebuah kios bunga, pemilik kios sedang giat menawarkan “kacang 7 warna” kepada orang yang lalu lalang di sana. Daunnya berbentuk seperti cabai. Dan diantara daunnya yang berwarna hijau, rata tersebar buah-buah kecil sebesar kacang tanah yang berwarna-warni : hijau, kuning, merah, ungu dan lainnya.

Satu buah, milai dari tumbuh hingga layu, warnanya akan mengalami berbagai macam perubahan, sangat menarik sekali! Saya pikir anak saya tentu akan senang memilikinya, maka saya membeli satu vas. Si penjual masih menghadiahkan lagi satu vas kecil.

Sesampainya di rumah, saya katakana pada anak saya, “Kamu sudah tahu bagaimana menyiram, maka mulai saat ini kamu adalah tuan kecil bagi dua batang “kacang 7 warna” ini, nyawa mereka berada di tanganmu. Jangan mengira mereka tidak bisa bicara lalu tidak merawatnya dengan baik. Mereka sepenuhnya mengerti perlakuan dan perhatian kita. Bila kamu memperhatikan , dan memuji mereka, maka mereka akan tumbuh dengan baik.”

Sejak awal anak saya sudah tahu bahwa tanaman dapat menegrti musik, dia juga percaya tanaman itu mengerti kata-katanya. Dengan jenaka ia berkata, “Jangan kawatir Bu! Saya pasti bisa menjaga mereka dengan baik.”

Anak saya menyiramnya dengan teliti, seringkali melapor dengan gembira, “Tumbuh lagi satu buah1” “Lihat, dia berubah menjadi merah.” Atau “Lihat, betapa bagusnya saya menjaga mereka …”

Dalam sekejab, musim panas pun berlalu, musim gugur mulai mendatang. “Kacang 7 warna” terlihat mulai kehilangan cahaya remajanya yang indah. Daun hijau tua kasar berguguran, buah kecilnya pun tidak banyak tersisa, terutama pada “Kacang 7 warna” yang kecil. Disela-sela ranting dan daunnya seperti terselubung oleh debu.

Tadinya saya mengira ini semua memang gelagat tanaman itu saat memasuki musim gugur, jadi saya biarkan saja. Kemudian anak saya menemukan banyak ulat-ulat kecil pada tanaman “Kacang 7 warna” yang kecil. Saat saya semprot dengan air, dau menjadi lebih segar, tetapi tidak lama kemudian ulat-ulat itu datang lagi. Sungguh tak berdaya, mak tidak saya urus lagi. Tak lama kemudian “Kacang 7 warna” kecil itu pun layu dan mati.

Melihat saya membuang tanaman yang mati itu ke tong sampah, anak saya dengan sedih menyalahkan dirinya, “Belakangan ini, saya tidak merawatmu seperti dulu, masih mengatakan bahwa kamu tidak sebagus tanaman yang satunya …”

Saya juga merasa malu atas keteledoran ini, hanya bisa menghibur anak saya untuk merawat lebih baik tanaman yang satunya lagi.

Tak disangka, “Kacang 7 warna” yang besar juga mulai dijangkiti ulat kecil, daun-daun yang banyak ulatnya mulai layu.

Sampai di sini saya baru merasa pasti bahwa ulat-ulat itulah pembunuhnya. Maka saya pergi ke pasar bunga untuk mencari informasi. Dengan mudah akhirnya sayadapatkan obat yang khusus menghilangkan ulat jenis laba laba merah ini.

Setelah kembali ke rumah, saya aduk menurut perbandingan takaran yang ada. Obat lalu saya semprotkan ke tanaman itu selama beberapa hari, akhirnya penyakit ulat pada tanaman bisa teratasi. Di akhir musim dingin, walau dahan dan daunnya sempat menjadi layu, tetapi tanaman itu tetap bisa melewati musim dingin.

Saat musim semi datang, tanaman itu menampakkan kembali cahaya kehidupan. Bunga-bunga putih kecil, sekuntum demi sekuntum tumbuh diantara daun yang hijau. Satu demi satu buah-buah kecil tumbuh susul menyususl, lalu berangsur tumbuh menjadi besar dan warnanya selalu silih berganti. Di samping itu, di akarnya telah tumbuh tunas yang baru.

Anak saya dapat merasakan perubahan dari “Kacang 7 warna”, ia telah mempelajari perubahan kehidupan pada setiap musim; dengan wajar telah memupuk ketelitian hatinya dalam mengamati dan merawat. Dengan bangga ia sering berkata, “kacang 7 warna” milikku …”

Dan saya sering berkata kepadanya, “Kamu adalah “Kacang 7 warna”. Ibu adalah kacang kecil yang lucu!. Mendengar ini, dia sangat gembira, raut wajahnya berseri-seri, dari dalam matanya terpancar rasa terima kasih yang sangat dalam.

Suatu hari, dia berkata bahwa bunga di dalam kelasnya juga terjangkit ulat jenis laba laba merah hingga bunga itu menjadi layu. Tiada seorang pun yang tahu apa yang harus diperbuat. Ketika guru menanyakan orang tua murid siapa yang bisa menyembuhkan bunga itu, dengan suka rela anak saya lalu menyatakan kesediaannya.

Dia bertanya pada saya, pakah di rumah masih ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit laba-laba merah. Saya katakan bahwa sudah habis terpakai. Melihat wajahnya yang penuh kekecewaan, saya tersenyum dan berkata, “Ibu akan pergi membeli dan kamu nanti bisa membawakannya untuk gurumu.”

Mendengar kata-kataku ini, matanya segera bersinar, dalam posisi duduk sekujur tubuhnya juga menampakkan reaksi kegembiraan , merasa yakin dan bangga akan usahanya. Akhirnya obat yang dia bawa itu benar-benar telah menyembuhkan bunga yang ada di kelasnya itu.

Orang-orang sering mengatakan “Anak adalah sekuntum bunga.” Maka biarkanlah ia juga bisa menjadi seorang tukang kebun untuk sementara waktu. Bimbinglah ia agar bisa menjadi tukang kebun yang berhasil. Seiring dengan ketekunanya, ia bukan saja akan menjadi tukang kebun yang handal, tetapi yang lebih penting lagi hal  ini akan menambah pengetahuan dan wawasannya, terutama tentang hakekat kehidupan, bahwa setiap kehidupan pasti akan mengalami perputaran hidup, mulai dari lahir, tua, sakit dan mati. Hal ini akan menumbuhkan rasa kasihnya terhadap setiap makhluk; juga dapat membuatnya memahami pentignnya melakukan kewajiban dan tanggung jawab serta mempunyai rasa syukur dan terima kasih.

Bukan hanya itu, Sakyamuni yang bijak pernah berkata,”Sekuntum bunga, sehelai daun, semuanya adalah dunia.” Untuk itu, mungkin saja ia juga akan mendapatkan berkah dan kearifan yang berlimpah dalam hidupnya!”
Bookmark and Share
Custom Search