Showing posts with label MURNI. Show all posts
Showing posts with label MURNI. Show all posts

May 9, 2017

KEBAIKAN YANG MURNI BAGAIKAN LOTUS

Sebenarnya kemurnian dan kebaikan merupakan sari pati yang paling berharga dalam jiwa manusia. Dengan memiliki kemurnian watak hakiki manusia, seseorang barulah dapat memiliki ketulusan, karena ketulusan bersumber dari kemurnian. Kemurnian bisa membuat jiwa seseorang menjadi bersih, sedang kebaikan bisa membuat jiwa seseorang menjadi luhur.

Kebaikan hati yang murni bukan sekedar sederhana dan polos, dia merupakan semacam taraf jiwa yang paling luhur. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki sebuah kebaikan hati yang murni, maka dapat dipastikan dia adalah salah satu orang yang berperangai paling luhur (mulia).
Dalam buku “San Zi Jing” (Tiga Aksara, buku pendidikan moral untuk anak zaman Tiongkok kuno) disebutkan:
Ren Zhi Chu, Xing Ben Shan, artinya watak hakiki manusia, pada dasarnya adalah baik.
Xing Xiang Jin, Xi Xiang Yuan, artinya setelah besar karena lingkungan belajar berbeda, sifatnya mulai ada perbedaan
Gou Bu Jiao, Xing Nai Qian, artinya apabila sewaktu kecil tidak dididik dengan baik, maka sifat kebaikan itu akan berangsur-angsur berubah menjadi jelek.
Jiao Zhi Dao, Gui Yi Zhuan, artinya dengan cara bagaimana mendidik anak? yang penting harus mendidik anak dengan sepenuh hati dan terpusat.

Ada orang yang membagi kemurnian menjadi dua macam: satu macam adalah kemurnian asli milik anak-anak. Jiwa kecil yang belum berbudaya, pikirannya sama sekali tidak rumit, putih bersih bagaikan selembar kertas baru. Yang semacam lagi yaitu kemurnian dengan berjalan kembali ke asal. Segala macam orang arif dan mahabijak di dunia ini, mereka semua dengan melalui kepercayaan (keyakinan), pemikiran dan kultivasi telah mencampakkan pikiran mereka yang rumit serta konsep dari manusia, untuk akhirnya pulang ke asal, kembali kejati diri yang asli, batin (sanubari) dan sifat kemanusiaan mereka telah kembali ke keadaan yang murni seperti sifat asal mula jiwa itu.

Jika masyarakat moderen ini diperumpamakan sebagai suatu tempat pencelupan warna atau suatu limbah air kotor, maka mereka yang memiliki kebaikan yang murni boleh dikatakan bagaikan bunga lotus di atas air limbah itu.

Dahulu di salah satu desa yang pernah saya tinggali, terdapat satu genangan air, di mana nampak bayangan indah dari bunga lotus. Sudah menjadi sifat alami, bahwa bunga-bunga lotus terlihat lebih indah dibandingkan tumbuhan air yang lainnya, ia tumbuh dari lumpur tetapi tidak terkontaminasi.

Jika seseorang masih bisa mempertahankan kebersihan diri dari keadaan lingkungannya yang sangat kotor, ini sungguh bukan suatu hal yang mudah, orang ini benar-benar luar biasa, dan patut mendapat acungan jempol!

Sejak kecil saya sangat suka memandangi bunga lotus yang bermekaran di dalam kolam lotus, mengagumi keindahan, keanggunan dan kesuciannya. Di  atas kolam air, hamparan daun-daun lotus bagaikan permadani hijau yang menutup di atas kolam. Di sana sini, pada celah-celah daun itu bermunculan kuntum-kuntum bunga lotus putih atau merah muda. Keindahannya begitu mengagumkan, memikat hampir setiap orang yang lalu lalang di sana, memberikan kedamaian dan keriangan yang sulit digambarkan. Asalkan seseorang memiliki naluri alami yang masih belum terkontaminasi, siapapun tidak bisa menolak pesona yang ditimbulkan, dan hanya bisa terbenam dalam kenikmatan untuk memandangnya secara berulang-ulang.

Dari dulu hingga kini, karena keindahan lotus yang begitu memukau, banyak orang yang menulis tentang lotus, melukis lotus, semua meminjam bunga lotus untuk mencerminkan keluhuran hati serta watak yang bersih dan agung. Bunga lotus membuat jiwa dan kehidupan keseharian para seniman mendapatkan peningkatan spiritual.

Dari dulu hingga kini, dari dalam maupun luar negeri, dalam setiap syair dan lukisan tentang bunga lotus, semua mengandung arti murni bersih dan agung. Bunga lotus yang indah dan anggun seringkali dijadikan topik ideal oleh para seniman untuk menggambarkan suatu keindahan yang sempurna.

Saat perasaan mereka berbaur dengan bunga lotus, jiwa mereka menyatu, maka dia telah menembus keruwetan dan kerumitan dunia ini, memasuki alam impian yang dalam akan bunga lotus. Itu merupakan dunia dari dirinya sendiri, juga merupakan dunia tanpa dirinya. Kekacau-balauan telah pudar, kekeruhan telah sirna, tanpa kesenangan tanpa kekhawatiran, tiada kelahiran dan tiada kematian. Taraf pikiran yang demikian ini bukan sembarang orang bisa mencapainya.

Di dunia ini, para kultivator secara tuntas telah mencampakkan nama dan keuntungan, perasaan dendam dan permusuhan, maka kebaikan hatinya bisa bersih bagaikan bunga lotus, dan tubuhnya akan menjelma bagai bunga lotus di antara manusia. Bunga lotus ini merupakan sebuah lampu penerang bagi mereka yang memiliki kemurnian hati, dari dalam matanya akan terpancar sinar cemerlang yang bersih.

Biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, ini merupakan tindakan mulia dari segala yang ada di dunia ini; biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, itu adalah manifestasi kesadaran yang sesungguhnya; dan biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, karena itu adalah peningkatan jiwa yang terindah dalam dunia ini!   

Jun 29, 2012

KETULUSAN DAN KEMURNIAN ITU BAIK


Orang yang memiliki kecerdasan tinggi, dia akan terus-menerus menyerap berbagai macam nutrisi yang ada di dalam kehidupan, mempertahankan ketulusan dan kemurnian diri sendiri. Orang yang memiliki kecerdasan rendah, dia akan terus-menerus menyerap unsur-unsur beracun yang ada di dalam kehidupan ini, sehingga membuat wajah dan batin sendiri berubah menjadi semakin jelek.

Dalam masyarakat sekarang ini, makna kematangan pribadi seringkali di salah-artikan dengan hal-hal seperti : memperlakukan orang semakin lama semakin kasar, menghadapi orang semakin lama semakin curiga, dada semakin lama semakin sempit, tindakan semakin lama semakin ego, dalam menghadapi orang bersikap semakin lama semakin banyak dengan kepura-puraan, tabiat semakin lama semakin bengis, kegairahan semakin lama semakin dingin, semua yang di atas itu disalah-tafsirkan dan dianggap sebagai kematangan pribadi seseorang.

Saya kira kematangan pribadi semacam ini adalah kematangan yang sangat tidak baik. Kematangan seharusnya adalah hijau rumput yang menjadi lebih hijau, hijau daun yang jadi lebih hijau, apel merah lebih merah lagi, langit biru lebih biru dan awan putih lebih putih.

Kita bisa mencari berbagai alasan untuk bersimpati kepada orang yang di wajahnya tidak terlihat senyuman lagi. Akan tetapi saya tidak menganggap dia sebagai orang yang memiliki kecerdasan tinggi.

Saya memiliki seorang teman yang menjabat sebagai kepala bagian di sebuah perusahaan, setiap hari mengeluarkan kewibawaannya untuk marah-marah, dia mengatakan dengan demikian bisa mengekang dan membuat bawahan menjadi takut, akibatnya di dalam kedua matanya penuh dengan sinar kejahatan, telah merusak roman mukanya yang cantik, juga telah kehilangan ketulusan dan kemurnian dalam hatinya.

Sebenarnya menjadi seorang kepala bagian yang baik, harus ramah terhadap semua bawahan, terutama yang dipimpinnya langsung. Karena mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh bawahan, menyemangati bawahan untuk mengembangkan semangat menciptakan, meningkatkan kreativitas merupakan tanggung jawab yang harus diemban oleh seorang kepala bagian.

Mungkin sinar kejahatan bisa membantu dia menaklukkan bawahannya, akan tetapi bagaikan seekor singa mengamuk yang memimpin sekelompok domba, mampukah ia menciptakan sebuah karya yang baik, sebuah karya yang besar, mungkinkah ia menggapai kesuksesan?

Kesulitan yang kita hadapi dalam hidup kadang kala juga bisa merusak ketulusan dan kemurnian diri kita sendiri. Di dalam hati, saya menaruh sejumlah respek dan simpati kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang setiap hari harus pergi ke pasar membeli sayuran. Tetapi saya sering kali berdoa, “Kegiatan tawar menawar harga di  pasar, jangan sampai merusak roman muka mereka, jangan sampai kegiatan ini menjadikan roman wajah menjadi apatis dingin bagaikan embun beku.”

Tidak seharusnya kita menyalahkan seorang teman dengan mengatakan, “Anda terlalu polos, Anda sangat kurang pengalaman dalam masyarakat, Anda sangat kurang menyadari betapa mengerikan realita di dalam masyarakat”.  Sebaliknya kita harus acungkan jempol atas ketulusan dan kemurnian yang telah ia tunjukkan.

Saya rasa hanya ada semacam kepolosan yang boleh dikecam. Yaitu naif hingga menganggap dirinya boleh tidak menghormati orang lain, naif hingga menganggap dirinya selamanya lebih pandai dari pada orang lain, naif sehingga hanya ingin menikmati kekuasaan dan tidak mau bertanggung jawab, naif sehingga menganggap pencapaian hasil dari kelompok dianggap sebagai prestasi pribadinya.  kepolosan-kepolosan yang miring inilah yang seharusnya mendapatkan kecaman.

Suatu hari saya pergi mengunjungi seorang teman baik yang sudah delapan tahun tidak pernah berjumpa. Ketika kami bersalaman, dia bahkan tidak menanyakan saya sekarang bekerja dimana, gajinya cukup atau tidak, mendapatkan berapa duit sebulan, bertempat tinggal di mess atau rumah milik sendiri, anak-anak sekolah di sekolah negeri atau swasta.

Yang dia tanyakan adalah, “Masih sukakah kamu pergi menonton? Masih tetap tidak sukakah kamu mengenakan jas pergi ke kantor? Sarapan pagi masih dimakan di atas meja kantor? Masih tidak senang memangkas rambut?” Dia bahkan tidak menuangkan teh untuk saya.

Pertanyaan yang saya tanyakan kepadanya, “Apakah dirimu masih senang berkeliling ke toko buku bekas? Apakah dirimu masih mengenakan celana wol pergi ke kantor di saat musim panas tiba? Apakah dirimu masih mengikuti les bahasa Spanyol? Apakah dirimu masih sering menulis cerita hingga larut malam, perut merasa lapar lalu mencuri makan kue tart ulang tahun anak? Apakah dirimu masih suka menari dengan musik ciptaan sendiri?”

Perasaan kami berdua sangatlah riang gembira, karena kami masih bisa mempertahankan ketulusan dan kemurnian diri tanpa peduli pada  kesulitan dan kesengsaraan ataupun pada kesuksesan dan kelancaran hidup, ini merupakan suatu hal yang menggembirakan.

Putih bersih dan murni merupakan watak hakiki dari orang yang mulia, jika dalam hidup kita tidak memiliki pikiran yang jahat dan kotor, ini merupakan suatu kehormatan yang besar. 
Bookmark and Share
Custom Search