Showing posts with label KEBAIKAN. Show all posts
Showing posts with label KEBAIKAN. Show all posts

May 9, 2017

KEBAIKAN YANG MURNI BAGAIKAN LOTUS

Sebenarnya kemurnian dan kebaikan merupakan sari pati yang paling berharga dalam jiwa manusia. Dengan memiliki kemurnian watak hakiki manusia, seseorang barulah dapat memiliki ketulusan, karena ketulusan bersumber dari kemurnian. Kemurnian bisa membuat jiwa seseorang menjadi bersih, sedang kebaikan bisa membuat jiwa seseorang menjadi luhur.

Kebaikan hati yang murni bukan sekedar sederhana dan polos, dia merupakan semacam taraf jiwa yang paling luhur. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki sebuah kebaikan hati yang murni, maka dapat dipastikan dia adalah salah satu orang yang berperangai paling luhur (mulia).
Dalam buku “San Zi Jing” (Tiga Aksara, buku pendidikan moral untuk anak zaman Tiongkok kuno) disebutkan:
Ren Zhi Chu, Xing Ben Shan, artinya watak hakiki manusia, pada dasarnya adalah baik.
Xing Xiang Jin, Xi Xiang Yuan, artinya setelah besar karena lingkungan belajar berbeda, sifatnya mulai ada perbedaan
Gou Bu Jiao, Xing Nai Qian, artinya apabila sewaktu kecil tidak dididik dengan baik, maka sifat kebaikan itu akan berangsur-angsur berubah menjadi jelek.
Jiao Zhi Dao, Gui Yi Zhuan, artinya dengan cara bagaimana mendidik anak? yang penting harus mendidik anak dengan sepenuh hati dan terpusat.

Ada orang yang membagi kemurnian menjadi dua macam: satu macam adalah kemurnian asli milik anak-anak. Jiwa kecil yang belum berbudaya, pikirannya sama sekali tidak rumit, putih bersih bagaikan selembar kertas baru. Yang semacam lagi yaitu kemurnian dengan berjalan kembali ke asal. Segala macam orang arif dan mahabijak di dunia ini, mereka semua dengan melalui kepercayaan (keyakinan), pemikiran dan kultivasi telah mencampakkan pikiran mereka yang rumit serta konsep dari manusia, untuk akhirnya pulang ke asal, kembali kejati diri yang asli, batin (sanubari) dan sifat kemanusiaan mereka telah kembali ke keadaan yang murni seperti sifat asal mula jiwa itu.

Jika masyarakat moderen ini diperumpamakan sebagai suatu tempat pencelupan warna atau suatu limbah air kotor, maka mereka yang memiliki kebaikan yang murni boleh dikatakan bagaikan bunga lotus di atas air limbah itu.

Dahulu di salah satu desa yang pernah saya tinggali, terdapat satu genangan air, di mana nampak bayangan indah dari bunga lotus. Sudah menjadi sifat alami, bahwa bunga-bunga lotus terlihat lebih indah dibandingkan tumbuhan air yang lainnya, ia tumbuh dari lumpur tetapi tidak terkontaminasi.

Jika seseorang masih bisa mempertahankan kebersihan diri dari keadaan lingkungannya yang sangat kotor, ini sungguh bukan suatu hal yang mudah, orang ini benar-benar luar biasa, dan patut mendapat acungan jempol!

Sejak kecil saya sangat suka memandangi bunga lotus yang bermekaran di dalam kolam lotus, mengagumi keindahan, keanggunan dan kesuciannya. Di  atas kolam air, hamparan daun-daun lotus bagaikan permadani hijau yang menutup di atas kolam. Di sana sini, pada celah-celah daun itu bermunculan kuntum-kuntum bunga lotus putih atau merah muda. Keindahannya begitu mengagumkan, memikat hampir setiap orang yang lalu lalang di sana, memberikan kedamaian dan keriangan yang sulit digambarkan. Asalkan seseorang memiliki naluri alami yang masih belum terkontaminasi, siapapun tidak bisa menolak pesona yang ditimbulkan, dan hanya bisa terbenam dalam kenikmatan untuk memandangnya secara berulang-ulang.

Dari dulu hingga kini, karena keindahan lotus yang begitu memukau, banyak orang yang menulis tentang lotus, melukis lotus, semua meminjam bunga lotus untuk mencerminkan keluhuran hati serta watak yang bersih dan agung. Bunga lotus membuat jiwa dan kehidupan keseharian para seniman mendapatkan peningkatan spiritual.

Dari dulu hingga kini, dari dalam maupun luar negeri, dalam setiap syair dan lukisan tentang bunga lotus, semua mengandung arti murni bersih dan agung. Bunga lotus yang indah dan anggun seringkali dijadikan topik ideal oleh para seniman untuk menggambarkan suatu keindahan yang sempurna.

Saat perasaan mereka berbaur dengan bunga lotus, jiwa mereka menyatu, maka dia telah menembus keruwetan dan kerumitan dunia ini, memasuki alam impian yang dalam akan bunga lotus. Itu merupakan dunia dari dirinya sendiri, juga merupakan dunia tanpa dirinya. Kekacau-balauan telah pudar, kekeruhan telah sirna, tanpa kesenangan tanpa kekhawatiran, tiada kelahiran dan tiada kematian. Taraf pikiran yang demikian ini bukan sembarang orang bisa mencapainya.

Di dunia ini, para kultivator secara tuntas telah mencampakkan nama dan keuntungan, perasaan dendam dan permusuhan, maka kebaikan hatinya bisa bersih bagaikan bunga lotus, dan tubuhnya akan menjelma bagai bunga lotus di antara manusia. Bunga lotus ini merupakan sebuah lampu penerang bagi mereka yang memiliki kemurnian hati, dari dalam matanya akan terpancar sinar cemerlang yang bersih.

Biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, ini merupakan tindakan mulia dari segala yang ada di dunia ini; biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, itu adalah manifestasi kesadaran yang sesungguhnya; dan biarkanlah jiwa berubah menjadi sekuntum bunga lotus, karena itu adalah peningkatan jiwa yang terindah dalam dunia ini!   

Apr 13, 2013

KEKUATAN KEBAIKAN DAN KEJUJURAN



Di bagian utara India ada sebuah desa bernama Keema. Tanahnya tandus dan gersang. Kehidupan penduduk di sini sangat sulit dan miskin, sehingga untuk mengenyangkan perut saja menjadi masalah.

Berjarak tidak jauh dari desa Keema  ada sebuah jalan umum yang sederhana, kendaraan yang lewat di jalanan itu sering kali mengalami kecelakaan.

Suatu ketika, ada sebuah truk yang bermuatan makanan kaleng masuk ke dalam selokan dan terbalik. Sopirnya mengalami luka-luka, dia menghentikan sebuah mobil untuk membawa dirinya ke rumah sakit, barang muatan di dalam truk tidak ada yang jaga.

Penduduk desa Keema melihat kejadian itu, mereka lalu dengan sembunyi-sembunyi mengangkut makanan kaleng itu ke rumah, berturut-turut selama beberapa hari.

Setiap rumah semuanya memiliki makanan kalengan untuk dimakan. Kejadian ini telah mengilhami para penduduk desa Keema, pepatah mengatakan, dekat dengan gunung mencari makan di gunung, dekat dengan air mencari makan di air, mereka dekat di jalanan lalu mencari makan di jalanan.

Akan tetapi kecelakaan kendaraan pada hakekatnya tidak bisa sering terjadi. Oleh karena itu mereka terpikir sebuah ide, menggunakan kesempatan malam hari ketika jalanan tiada orang lewat, mereka membawa peralatan untuk menggali lubang, dan membuat seluruh permukaan sepanjang jalanan itu berlubang-lubang. Dengan demikian, kesempatan terjadinya kecelakaan akan lebih banyak.

Walaupun kendaraan itu tidak mengalami kecelakaan, tetapi karena situasi jalanan yang tidak baik, laju semua kendaraan akan menjadi pelan. Para penduduk desa bisa mengikuti di belakang mobil, memanfaatkan keteledoran pengemudi, secara sembunyi-sembunyi mengambil barang-barang yang mereka butuhkan.

Peristiwa ini sedikit demi sedikit berkembang, mula-mula mereka hanya mencuri makanan, lambat laun barang-barang yang lain pun mereka ambil, setelah mereka ambil dibawa ke pasar untuk dijual. Berkembang lagi sampai akhirnya mereka merampas secara terang-terangan.

Sesaat itu, ruas jalanan itu menjadi ruas yang paling tidak aman di sepanjang jalan umum itu, setiap bulan selalu terjadi beberapa kali kasus perampasan.

Kantor polisi mengutus personilnya untuk membongkar kasus kejahatan ini. Polisi telah menangkap dua orang penduduk desa Keema yang sedang merampok barang di tempat kejadian perkara, menuntut dan menghukum dua orang penduduk desa ini.

Tetapi tindakan tersebut tidak membuat penduduk lain menjadi takut, sebaliknya menjadikan mereka lebih ter-selubung dan lebih waspada ketika mereka melakukan kejahatan.
Mereka melakukan kejahatan mulai teratur dan terorganisir. Ada orang khusus yang bertanggung jawab berjaga-jaga dan memberi kode. Setelah mendapatkan barang rampasan dibawa pulang dulu untuk disembunyikan, atau kemasan barang itu diganti, sehingga ketika digeledah oleh polisi tidak bisa men-dapatkan barang bukti.

Pemerintah setempat juga telah memikirkan berbagai macam cara, agar penduduk desa Keema bisa mengerti dan meninggalkan perbuatan merampas yang tidak berakhlak moral dan melanggar hukum itu, serta membimbing mereka ke jalan yang benar.

Apa boleh buat, penduduk desa Keema telah mencicipi manisnya menjarah barang dari orang lain. Mereka sudah terbiasa dengan mendapatkan keuntungan dari kerja orang lain, sudah terbiasa dengan gaya hidup semacam ini. Maka dari itu kasus perampasan barang sering-sering terjadi di sekitar desa Keema. 

Di musim dingin tahun itu, oleh karena sering kehilangan barang ketika melewati desa Keema, maka banyak sekali pengemudi truk barang memilih jalan memutar untuk menghindari ruas jalanan di desa Keema. Dengan demikian, penduduk desa  telah beberapa hari tidak mendapatkan hasil jarahan.

Akhirnya pada suatu hari ada sebuah truk yang melewati jalan itu, di atas truk penuh dengan muatan bersak-sak serbuk pati asam damar, bahan sejenis kanji yang dipergunakan pada industri. Semua orang berbondong-bondong maju ke depan, merampas dua puluh sak lebih serbuk pati asam damar. Pengemudi truk adalah seorang anak muda. Melihat ada orang yang merampas barang muatannya, dia segera menghentikan truknya, dan mengejar orang-orang yang merampas barangnya sampai ke desa Keema.

Tindakannya ini malah  sebaliknya telah memberikan kesempatan kepada penduduk Keema lainnya. Mereka dengan seenaknya memindahkan semua serbuk kanji muatan truk yang tidak dijaga itu.

Anak muda ini mengejar sampai ke dalam desa, dia memohon para penduduk desa mengembalikan barang muatannya, tetapi tidak ada seorangpun yang mau mengaku telah mengambil barangnya.

Biarpun anak muda ini meminta dengan sepenuh hati, namun usahanya itu sia-sia belaka. Dia terpaksa memberitahu kepada para penduduk desa, bahwa serbuk pati asam damar bukan serbuk kanji untuk makanan, melainkan serbuk kanji industri yang mengandung racun. Orang bisa mati jika memakan serbuk itu, mereka mengambil serbuk itu juga tidak berguna.

Anak muda ini telah berkata terus terang. Tetapi penduduk desa Keema  tidak ada seorang pun yang percaya, karena serbuk pati asam damar ini punya warna dan bentuk yang sama persis dengan kanji yang mereka makan sehari-hari.

Mengetahui penduduk desa tidak percaya dengan perkataannya, anak muda ini takut bukan main. Sebenarnya dia ingin melapor kepada polisi, akan tetapi dia khawatir, jika dia meninggalkan mereka, segera akan ada orang yang menggunakan kanji itu sebagai makanan untuk dimakan. Maka saat itu pasti terjadi korban jiwa.
Lalu dia mendatangi setiap rumah serta memberi penjelasan, bahkan berlutut di hadapan para penduduk desa untuk memohon kepada mereka, "Jangan sekali-kali mencoba untuk memakan kanji itu, karena nyawa bisa melayang."
Usaha gigih pemuda itu, membuat para penduduk desa menjadi ragu-ragu terhadap perkataannya. Ada yang lalu mengambil serbuk kanji dicobakan untuk ayam, hasilnya ayam yang memakan serbuk kanji itu sesaat kemudian segera mati.

Melihat kejadian ini para penduduk ketakutan setengah mati, selanjutnya mereka terharu dengan sangat mendalam. Mereka telah merampas barang muatan pemuda itu, seharusnya pemuda itu sakit hati kepada mereka, walaupun mereka keracunan dan mati karena mengonsumsi serbuk kanji itu, juga adalah hukuman yang selayaknya.

Tetapi pemuda ini demi menyelamatkan nyawa mere-ka dia rela berlutut dan memohon mereka untuk jangan memakan kanji itu. Hati belas kasih, keluasan pandangan dan kebaikan hati semacam ini, membuat mereka semuanya merasa malu dan terharu bukan main.

Penduduk desa secara spontan menyerahkan kembali bubuk kanji industri itu, dan dikembalikan ke atas truk yang dikemudikan oleh pemuda itu.

Sejak peristiwa itu, penduduk desa Keema  tidak pernah lagi merampas barang muatan orang lain. Meskipun masih ada penduduk yang mempunyai niat merampas truk yang melewati jalan itu, segera ada penduduk lain yang mengangkat bicara, "Berpikirlah kepada pemuda yang baik hati itu, kita telah melukai dia, sebaliknya pemuda itu malah menolong nyawa penduduk seluruh desa. Berpikirlah kepada dia, apakah kita masih mempunyai muka melanjutkan perbuatan yang merugikan orang lain? Memangnya kita semua adalah iblis ?" Jalan umum di sekitar desa Keema  sudah aman kembali. Desa Keema  setelah ditertibkan oleh polisi dan mendapatkan bimbingan dari pemerintah setempat tidak pernah membuahkan hasil, tetapi keadaan itu berubah total karena kebaikan hati seorang pengemudi muda.

Kebiasaan manusia itu dapat diubah, hanya melihat bagaimana Anda mengubahnya. Pikiran baik manusia itu dapat digugah, hanya melihat bagaimana Anda menggugah.

Walaupun kita berada di dalam masyarakat yang mengalami kemerosotan moral dengan sangat cepat, asalkan kita masih memiliki semangat pantang mundur untuk mempertahankan kebaikan, berkorban untuk orang lain tanpa pamrih, maka masyarakat ini masih mempunyai harapan.

Di dalam hati siapapun saja, sebenarnya masih ada seutas senar kebaikan. Senar ini hanya bisa dipetik dengan hati yang welas asih. Ingin orang lain menjadi baik, pertama-tama Anda harus membayar dengan kasih Anda.

Seberapa jahatnya orang itu, jika Anda menggunakan kasih, maka Anda bisa menggugah kebaikan orang itu, membuat orang itu melenyapkan pikiran jahatnya.

Feb 21, 2013

MELAKUKAN KEBAIKAN DAPAT UBAH NASIB

Pada tahun-tahun akhir dari kekuasaan kaisar Kang Xi di dinasti Qing, di daerah He Jian Zhang Ge Qiao ada seseorang yang dijuluki dengan nama panggilan Liu Heng, dia tinggal di tepi sungai.

Pada tahun itu berturut-turun turun hujan lebat selama beberapa hari, air sungai mendadak naik secara dratis, ombak air keruh bergulung-gulung, situasi arus sungai pada saat itu sangat dasyat sekali, perahu kecil yang bermuatan terlalu berat tidak akan tahan dengan gempuran angin deras dan ombak besar acapkali akan mengalami musibah tenggelam ke dalam sungai.

Suatu hari, secara kebetulan Liu Heng melihat ada seorang perempuan yang memeluk erat-erat dayung perahu yang sudah rusak di tengah-tengah arus sungai yang sangat deras, perempuan itu meronta-ronta serta berteriak minta tolong ditengah arus gelombang. Di tepi sungai sedang berdiri banyak orang yang menonton, tetapi karena angin kencang dan arus sungai yang deras, tidak ada satu orang pun yang berani mengambil risiko untuk menolong perempuan itu.

Melihat keadaan seperti itu Liu Heng menjadi gusar dan berkata : “Kalian semua apa masih terhitung sebagai seorang pria yang sejati? Mana ada prinsip yang mengatakan melihat orang yang akan mati dan tidak memberikan pertolongan?” Selesai berbicara dengan keputusan hati yang teguh dia mengemudikan perahu kecilnya, menuruti arus mengejar perempuan yang berada di dalam sungai itu hingga 3-4 km jauhnya, karena angin sangat kencang dan arus yang sangat deras, perahunya beberapa kali hampir saja terbalik. Tetapi pada akhirnya dia berhasil menolong perempuan tersebut hingga ke tepi sungai. Keesokan harinya perempuan tersebut melahirkan seorang bayi laki-laki.

Satu bulan lebih setelah kejadian ini, Liu Heng mendadak terserang oleh penyakit, dia berpesan kepada isterinya untuk mengaturkan pemakaman dia. Tetapi para tetangga heran mengapa Liu Heng mempunyai pikiran yang demikian itu, sedangkan dia sendiri masih bisa berjalan seperti seorang bsehat, mereka lalu bertanya kepada Liu Heng.

Setelah menghela nafas panjang Liu Heng bertutur : “Saya memastikan bahwa diri saya sudah mendekati ajal. Karena satu malam setelah menolong perempuan yang jatuh dalam air, saya bermimpi, samar-samar saya datang ke depan pintu sebuah rumah pejabat.

Penjaga pintu membawa saya masuk ke dalam rumah itu, lalu ada seorang pejabat pemerintah mngeluarkan sebuah buku catatan, dengan menunjuk pada buku pejabat itu berkata kepada saya: ‘Masa hidup Anda yang sekarang ini telah terkumpul berbagai jenis karma kejahatan, seharusnya Anda meninggal pada hari apa bulan apa dan pada tahun berapa, lalu dilahirkan kembali sebagai seekor babi, dan akan mengalami derita hukuman disembelih oleh manusia selama lima keturunan. Beruntung Anda tadi pagi sekali menolong menghidupkan dua nyawa, sudah terhitung Anda telah mendapatkan pahala besar di alam baka.

Menurut hukum akhirat, usia Anda mendapatkan perpanjangan selama 24 tahun. Sekarang perpanjangan usia Anda ini dibayarkan dengan karma jahat yang terkumpul oleh karena prilaku jahat yang Anda lakukan semasa hidup, Anda masih tetap mati pada tanggal bulan dan tahun yang sudah ditetapkan semula, tetapi dibebaskan dari derita hukuman menjadi seekor babi dan disembelih oleh manusia selama lima turunan itu. Sekarang ini Anda sudah mendekati ajal, kami takut manusia awam tidak mengerti fakta yang sesungguhnya, menjadi curiga mengapa berbuat kebaikan yang begitu besar, malahan harus menemui ajal pada usia muda.

Maka hari ini saya khusus memanggil Anda datang kemari, untuk menjelaskan permasalahannya dari awal hingga akhir, agar semua orang tahu hal ikhwal kejadian tersebut. Sebab dan akibat Anda di masa kehidupan sekarang ini telah berakhir, pada kehidupan yang akan datang berusahalah dengan keras untuk melakukan kebaikan!’ Setelah saya terbangun dari tidur, merasakan mimpi saya ini sangat sial sekali, jadi saya tidak menceritakan mimpi saya ini kepada orang lain. Sekarang hari kematian saya telah tiba, ternyata saya benar-benar terserang penyakit, apakah saya masih mengharapkan bisa terus hidup?” Tidak lama kemudian, Liu Heng benar-benar meninggal dunia pada hari yang sudah ditentukan.

Dari cerita tersebut di atas, kita semua tahu dalam hal hadiah dan hukuman prinsip dari dewa itu sangat jelas sekali sedikit pun tidak akan sembarangan. Mujur atau tidaknya nasib seseorang, akan selalu menurut gabungan perhitungan dari prilaku orang itu sendiri selama beberapa kehidupan dia. Oleh karena itu jangan karena ada beberapa kejadian yang kebetulan tidak memanifestasikan hukum antara sebab dan akibat, lalu Anda menganggap Tuhan tidak mengetahui akan hal itu, Anda salah besar dalam masalah ini! Benih apa yang kita tabur, maka itu pula yang akan kita tuai.

Aug 19, 2012

MENEMUKAN KEBAIKAN DI MANA-MANA

Ada sebuah keluhan yang hampir selalu muncul di setiap pembicaran tentang stres. Tanpa mengenal kondisi dan situasi, ada banyak orang yang mengeluhkan peran orang lain. Dari tuduhan orang lain itu tidak mau mengerti, cenderung menipu, jahat, tidak mau membantu, bikin kesal, sampai dengan tuduhan orang lain sebagai biang stres. Ada bahkan yang menyebutkan bahwa dirinya jarang sekali bertemu orang baik.
Izinkan saya membagi eksperimen saya dalam kehidupan. Hampir setiap minggu saya terbang.

Dan sekretaris saya hafal betul, kalau sebelum melakukan confirm terhadap tiket, ia harus menemukan tempat duduk agak di depan dan di lorong. Dulu, sering sekali setiap check in di bandara, saya menginformasikan bahwa sekretaris saya sudah book tempat duduk di depan dan lorong. Dan sering kali juga tidak kebagian tempat yang saya inginkan. Tidak jarang hati ini dibuat kesal. Sempat mengira kekeliruan ada di sekretaris. Namun, belakangan pendekatan saya dalam melakukan check in dirubah. Tidak lagi menyebutkan bahwa sekretaris sudah book tempat duduk, dengan ekspresi penuh senyuman saya katakan begini : ‘saya akan senang sekali kalau dapat tempat duduk di depan dan di lorong’. Sebagai hasilnya, belum pernah sekalipun saya
dikecewakan.

Apa yang mau diilustrasikan cerita ini sebenarnya sederhana, kalau kita mau merubah
pendekatan kita pada orang lain, banyak orang dengan amat suka rela membagi kebaikan
dengan kita. Modalnyapun tidak terlalu mahal : senyum, keyakinan bahwa orang lain baik, dan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan orang. Dan saya memetik banyak sekali manfaat dari cara ini. Bahkan orang yang tadinya amat tidak bersahabatpun bisa berubah menjadi baik dengan pendekatan ini.

Ada harga yang harus dibayar tentunya. Gengsi dan harga diri hanya sebagian saja dari kekuatan yang mesti dikelola dalam hal ini. Belum lagi emosi, marah dan sejenisnya. Seorang guru meditasi pernah bertutur sebuah cara yang berhasil menurunkan gengsi saya secara amat drastis. Di tempat Anda duduk sekarang ini, cobalah tutup mata sebentar. Ajaklah sang fikiran melompat ke belakang seratus tahun, enam ratus dan bahkan dua ribu tahun.

Kemudian, lompatkan lagi fikiran ke seribu tahu ke depan. Gambarkan secara jelas, kehidupan di tempat ini pada tahun-tahun tadi. Dalam perjalanan waktu tadi, kemudian lihat diri Anda yang sedang duduk. Bukankah diri ini tidak lebih dari sebutir pasir di tengah samudera ? Setetes air di lautan yang amat luas ? Pertanyaannya kemudian, layakkah membesar-besarkan diri dengan gengsi dan harga diri di tengah-tengah kekerdilan macam ini ? Lama sempat saya dibuat merenung oleh latihan kecil ini. Sempat juga tidak percaya. Namun, dalam pemahaman yang lebih dalam, dia banyak menyelamatkan diri ini dari perangkap gengsi dan harga diri. Dulu, ada perasaan kurang enak kalau naik pesawat kelas ekonomi. Sekarang, ia bukan lagi menjadi halangan berarti. Dulu, ada kebutuhan agar dikagumi orang lain setelah menulis. Sekarang, dia tidak lagi menjadi syarat dan motivasi menulis. Dulu, ada perasaan
tersinggung kalau ada pertanyaan orang dalam seminar yang memojokkan. Sekarang, dia malah menjadi sahabat kedewasaan dan kesabaran.

Setelah gengsi dan harga diri, sarana berikutnya agar menemukan sebanyak mungkin kebaikan adalah senyum. Inilah sarana murah namun amat meriah hasilnya. Baik mencakup materi maupun non materi. Pariwisata Bali, Singapore Airline hanyalah sebagian kecil contoh, bagaimana senyum bisa menghasilkan sejumlah kedahsyatan. Di tingkatan individu, senyum tidak saja merubah wajah seseorang menjadi lebih menarik, tetapi juga menciptakan magnet yang bisa menarik kebaikan orang lain. Saya punya seorang rekan yang memiliki mimik muka selalu senyum. Lebih-lebih ditambah dengan lesung pipit kecil di pipinya. Didorong oleh keingintahuan akan dampak senyum, saya bertanya tentang jumlah sahabat yang dia miliki. Ternyata dia memiliki sahabat di mana-mana.

Dalam banyak kejadian, dia bahkan dibantu banyak orang secara amat suka rela.Di Amerika sana ada seorang tua yang berhasil merubah tidak sedikit anak amat nakal menjadi manusia biasa dan sebagian lagi menjadi anak baik. Tidak sedikit anak-anak pembunuh yang berhasil dirubahnya. Ketika ditanya rahasianya, dia mengatakan tidak punya rahasia. Kalaupun ada rahasia, rahasia tadi ditulis besar-besar di gerbang depan rumahnya yang bertuliskan : there is no such thing as bad kids. Tidak ada anak yang pada dasarnya nakal. Nah inilah sarana terakhir – setelah menundukkan gengsi dan menebar senyum – dalam usaha menemukan kebaikan di mana-mana : meyakini bahwa orang lain itu baik. Kalau pembunuh saja bisa dirubah dengan cara ini, apa lagi orang biasa.

Saya masih teringat betul komentar rekan-rekan ketika saya dan isteri menikah di umur muda. Tidak sedikit yang meramalkan kami akan cerai tiga bulan kemudian – terutama karena saya memiliki banyak kekurangan. Sekarang, setelah puteri kami yang tertua sebentar lagi berumur tujuh belas tahun, tidak jarang isteri saya menelpon dari tempat yang amat jauh hanya untuk berucap singkat : dad I love you !. Kalau Anda tanya rahasianya, tentu saja semuanya sudah
saya ungkapkan dalam tulisan pendek ini.


Aug 16, 2012

HAKIKAT DARI KEBAIKAN


Dia berdiam untuk sejenak, lalu menceritakan kisahnya:
Pada tahun dia lulus dari SMA, dia mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai supir taksi. Hari pertama dia bekerja, dia mengemudikan taksinya berkeliling di empat penjuru jalanan untuk mencari penumpang. Setengah hari hampir terlewatkan, akhirnya dia mendapatkan penumpang yang melambaikan tangannya. Dengan sangat gembira Smith menyambut penumpang itu.

Tak lama kemudian, penumpang itu telah diantar sampai ke  tempat tujuan oleh Smith, dengan total ongkos 20 dollar.

Dia berkata kepada penumpang itu, “Hari ini adalah hari pertama saya bekerja, dan Anda merupakan penumpang pertama saya. Karena itu, saya ingin memberikan diskon ongkos perjalanan menjadi 18 dollar saja.”

Akan tetapi penumpang itu tidak membawa uang pecahan, semuanya lembaran ratusan dollar, lagi pula ternyata Smith juga tidak memiliki uang pecahan untuk kembalian.

Akhirnya penumpang itu mengusulkan, “Saya bekerja tepat di atas gedung ini, mohon Anda tunggu sebentar di sini, saya akan pergi ke atas mengambil uang pecahan.”

Smith menengok pada perempuan setengah baya yang berdandan moderen duduk di belakangnya ini, lalu membiarkan dia turun dari taksi.

Setengah jam telah berlalu, bayangan wanita itu pun tidak kelihatan. Baru saja Smith berpikir untuk turun dari mobil untuk mencari wanita itu, akan tetapi tiba-tiba seorang polisi datang menghampiri dan membuka sebuah surat tilang. Polisi itu berkata, “Anda berhenti di jalan protokol, telah mengganggu lalu lintas. Anda kena denda 100 dollar.”

Tidak disangka kali pertama menarik penumpang, satu sen pun masih belum dapat, malah mendapat surat tilang!

Tetapi dia segera mendapat transaksi yang kedua. Kali ini penumpangnya adalah seorang turis, yang tersesat tidak menemukan jalan untuk pulang ke hotelnya. Smith mengetahui letak hotel itu, hanya menyeberangi jalan ini, lalu belok pada belokan kedua. Kalau naik mobil kira-kira 5 sampai 6 menit perjalanan sudah sampai.

Sebenarnya dia ingin menunjukkan jalan pada turis itu, tetapi dia berpikir kembali, bahwa penumpang wanita yang tadi itu telah menyengsarakan dirinya, mengapa dia tidak mencari keuntungan dari penumpang ini? Oleh karena itu Smith lalu mengangkut turis tersebut keliling memutari putaran besar baru sampai ke hotel itu, untuk ini ia telah mendapatkan keuntungan 40 dollar.
Sejak saat itu, Smith setiap kali menarik penumpang, selalu mengupayakan berbagai cara untuk membantai penumpangnya.

Suatu hari, dia melihat sebuah pengumuman pencarian orang di dalam koran, dalam pengumuman itu tertera seorang wanita bernama Nancy William yang mencari seorang supir taksi.

Nancy mengatakan bahwa pada  hari itu ada seorang supir taksi yang mengantar dia ke kantor, ongkos taksi 20 dollar, tetapi dia hanya mau menerima 18 dollar. Oleh karena sama-sama tidak punya uang kecil di tangan, maka dia terpaksa pergi ke atas kantor untuk mengambil uang.

Setiba di kantornya, karena ada urusan penting yang harus segera ia tangani, ia tidak bisa segera turun membayar kepada supir taksi. Dan saat urusan sudah selesai, dia lalu turun dari kantor, tetapi sopir taksi itu sudah pergi. Maka terpaksa ia menyerahkan 20 dollar ongkos taksi itu kepada kantor surat kabar tersebut, berharap agar supir taksi tanpa nama yang baik hati itu segera mengambil uang tersebut begitu melihat pengumuman ini. Di bagian akhir kalimat tertulis pernyataan penyesalan yang mendalam dari Nancy.

Melihat berita ini Smith menjadi tercengang, tangannya memegang koran, mukanya menjadi merah karena malu. Dia menyimpan koran tersebut, dan selalu dia bawa serta.

Sejak saat itu setiap kali keluar menarik penumpang,dia selalu mengutamakan pelayanan yang istimewa kepada penumpangnya. Dengan cepat, banyak orang mengetahui bahwa di dalam kota mereka, telah muncul seorang sopir taksi yang baik hati.

Mereka berebut datang untuk merasakan sendiri pelayanan yang khusus itu. Kemudian, dengan menggunakan kepercayaan dan perlayanan yang baik dari dirinya itu, di kemudian hari Smith lalu mendirikan perusahaan taksi miliknya sendiri, bahkan pernah menjadi orang tersukses dalam bidang usaha yang digelutinya itu.

Wartawan itu sangat terharu  setelah mendengarkan penuturan cerita Smith. Setelah berhenti sejenak dengan suara lirih Smith melanjutkan, “Saya harus berterima kasih kepada Nancy dan semua orang yang telah memberikan bantuannya kepada saya. Nurani itu sangat berharga, setelah berkorban dengan sepenuh hati, barulah bisa mendapatkan balasan dari kebaikan itu, hal inilah merupakan hakikat dari perbuatan amal.”
Bookmark and Share
Custom Search