Showing posts with label kunci. Show all posts
Showing posts with label kunci. Show all posts

Mar 12, 2017

ASSET NO. 1 - KUNCI SUKSES

Oleh Agus Riyanto

Semua dari kita, dilahirkan dengan dibekali anugerah yang sama oleh Sang Pencipta, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada yang sempurna, ada juga yang tidak sempurna. Tapi ada satu anugerah Yang Maha Kuasa yang pasti diberikan pada makhluknya yang bernama manusia, walau seperti apa pun bentuk fisik kita. Dengan anugerah itu kita bisa mengubah diri kita, keluarga, lingkungan, bahkan juga dunia.

Anugerah itu adalah asset terbaik kita. Yang menentukan hitam putih hidup kita, yang menentukan baik atau buruk diri kita. Ia bisa menjadi tambang emas bagi kita, tapi juga bisa menjadi sumber bencana bila tidak dirawat dan dikendalikan sebagaimana mestinya,

Asset tersebut bukanlah rumah, mobil, uang atau kekayaan kita, bukan juga gelar akademis kita. Tidak lain dan tidak bukan, asset itu adalah pikiran kita, berada dalam diri kita sejak lahir, bukan didapat setelah dewasa dengan gelar berjajar.

Pikiran kita laksana satu hektar tanah yang dapat kita tanami padi atau ilalang. Tapi malangnya, sudah menjadi sifat manusia untuk menumbuhkan ilalang jika ia tidak berupaya menanam padi, benih kebahagiaanya sendiri. Dan layaknya sebidang tanah, jika tidak diolah, disemai, diairi, diberi pupuk, dan disiangi sebagaimana seharusnya, maka yang tumbuh subur pastilah ilalang. Pepatah juga berkata, "Jika kamu menanam padi, pasti rumput akan tumbuh. Tapi jika kamu menanam rumput, jangan mimpi padi akan tumbuh".

Pikiran kita juga seperti pabrik yang dapat menghasilkan pikiran positif ataupun negatif. Hanya kitalah yang dapat mengendalikan dan memutuskan pikiran yang bagaimana yang akan kita hasilkan. Bagi mereka yang ingin bahagia, mereka melatih pikiran mereka untuk menciptakan pikiran yang bahagia. Bagi mereka yang ingin sukses, mereka melatih pikirannya untuk berpikir sukses dan mereka pun jadi orang yang sukses. Tapi bagi orang yang berpikiran sedih dan merana, kesedihan jualah yang mereka temukan dalam kehidupan nyata.

Pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan menanam padi atau ilalang, apakah kita akan berpikiran positif atau justru sebaliknya. Hasilnya juga kita yang akan menikmatinya sendiri. Bukan orang lain yang menentukan nasib dan kesuksesan kita, melainkan diri kita sendiri. Berpikir miskin, tetap miskin. Berpikir kaya, tetap kaya!

Jika kita memikirkan sesuatu yang membahagiakan, kita akan bahagia. Jika kita memikirkan sesuatu yang menyedihkan , kita akan sedih. Jika kita memikirkan sesuatu yang menakutkan, kita akan ketakutan.

Napoleoan Hill, seorang yang meneliti dan merumuskan filosofi kesuksesan hidup berkata, "Kalau Anda membuat pikiran Anda bekerja dengan sikap mental positif dan percaya bahwa kesuksesan itu adalah hak Anda, maka kepercayaan Anda akan membawa anda tanpa salah ke arah apa saja yang mungkin merupakan definisi kesuksesan Anda. Kalau Anda menerima sikap mental negatif dan mengisi otak Anda dengan pemikiran rasa takut dan kekecewaan, maka otak Anda hanya akan menarik hal-hal yang semacam itu ke arah Anda." Bukunya yang sangat terkenal, "Think and Grow Rich" (=Berpikir dan Menjadi Kaya), bukan Kuliah dan Menjadi Kaya, atau Menabung dan Menjadi Kaya.

Selamat memberdayakan asset no.1 Anda yang luar biasa!
Sukses selalu untuk kita!

Jan 9, 2012

MEMBUKA KUNCI HATI

Karena tidak sempat membuat sarapan pagi, saya terpaksa membeli segelas sari kedelai dan tiga bakpao goreng ke kantor. Saya melihat rekan kerja yang duduk di depan saya sudah di empatnya. Saya maju menghampirinya dan menyapanya, kemudian menyodorkan tiga bakpao goreng yang ada di tangan saya, seraya menanyakan apakah dia mau mengambil satu. Rekan itu memandang saya lalu dengan tersenyum dia berkata, “Terima kasih saya sudah kenyang.” Sepatah kalimat jawaban yang sangat sederhana, telah mendekatkan jarak diantara kami berdua.

Walaupun rekan saya tidak terlalu menyukai bakpao goreng saya ini, tetapi karena sepatah kata sapaan yang hangat dari saya ini, sinar pandangan mata kami berdua saling bertatap ramah. Dalam hati masing-masing timbul semacam perasaan dekat, persahabatan, itu adalah sebuah kunci yang bisa membuka hati antara manusia dan manusia.

Saya pernah mendengar sebuah kisah:

Sebuah induk kunci (gembok) yang besar dan kokoh, tergantung di atas pintu besar, dengan menggunakan sebatang tongkat besi dan tenaga sembilan ekor lembu serta dua ekor macan untuk membuka induk kunci itu, masih tetap tidak bisa terbuka. Datanglah sebuah anak kunci, perawakannya yang kecil dan kurus menyusup masuk ke dalam lubang induk kunci. Hanya dengan perlahan diputar, terdengar suara “klek”, induk kunci yang besar dan kokoh itu segera terbuka.

Dengan keheranan tongkat besi itu bertanya, “Mengapa saya menghabiskan tenaga sekian besarnya masih tetap tidak bisa terbuka, sedangkan Anda bisa dengan mudah membuka induk kunci bagai membalikkan telapak tangan?” Anak kunci menjawab, “Karena saya paling memahami isi hatinya.”

Hati setiap insan bagaikan pintu besar yang terkunci. Biarpun Anda menggunakan tongkat besi yang seberapa kasar pun tidak akan bisa membuka induk kunci itu. Satu-satunya hanya dengan mencurahkan perhatian, baru bisa mengubah diri kita menjadi anak kunci yang kecil dan halus, masuk ke dalam sanubari orang lain serta memahami orang lain.

Dengan sepatah kata sapaan yang sederhana telah bisa membuka simpul hati orang lain, kita harus lebih dulu memahami apa yang dibutuhkan oleh orang lain, baru bisa memberikan obat yang sesuai dengan gejala penyakitnya agar penyakit itu dapat segera disingkirkan. Untuk membuka kunci hati antar manusia, tidak membutuhkan emas perak ataupun kekayaan yang berlimpah, hanya membutuhkan sepatah kata sapaan yang hangat sudah cukup. Suatu hari dalam perjalanan pulang dari kantor, saya mengendarai mobil, ketika sampai di sebuah lampu lalu lintas di sebuah persimpangan jalan, saya melihat bayangan sekelibat seorang pejalan kaki yang mirip dengan Annie, rekan kerja saya. Segera saya membuka jendela mobil untuk memastikannya, ternyata tidak salah lihat, dia memang benar Annie.

Dengan suara yang agak keras saya menyapanya, “Hai Annie, mau kemana? Mau saya antarkan?” Dengan terkejut Annie menoleh untuk menengok, “Ah! Ternyata kamu ya, mobil saya ada di depan sana, saya hendak mengambil mobil saya. Terima kasih ya!” Sepatah kata-kata sapaan yang menaruh perhatian itu telah mendekatkan jarak diantara kami berdua, telah membuka kunci hati masing-masing orang.

Asalkan ada sepatah kata yang menaruh perhatian kepada orang lain, sudah bisa membangun persahabatan atau pertemanan yang sangat berharga, sudah bisa menyimpulkan sebuah perjodohan yang baik, mengapa tidak Anda lakukan dengan senang hati?

Bookmark and Share
Custom Search