Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah. Ehipassika berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma. semua artikel saya dapat dari mengumpulkan dari berbagai sumber dan web.
Feb 28, 2020
Inikah Saatnya Bagi Anda Memilih “Beautiful Exit”?
Tepat satu minggu yang lalu tanah air dikejutkan dengan kepergian salah seorang tokoh dunia hiburan, Ashraf Sinclair. Dalam tidurnya, ia sekejap pergi dengan tenang setelah sebelumnya masih bercengkrama dengan sang istri tercinta, Bunga Citra Lestari.
Hari demi hari selepas kepergian Ashraf, bermunculan beragam berita yang perlahan-lahan menguak
begitu banyak kebaikan dan hal-hal positif yang selama ini telah dilakukan oleh seorang Ashraf Sinclair. Selain fakta bahwa ia adalah sosok kepala keluarga yang begitu penyayang dan bertanggung jawab, ternyata seorang Ashraf juga merupakan sosok angel investor bagi sejumlah UKM (Usaha Kecil & Menengah) yang tidak banyak diketahui publik. Ia pun kerap menginspirasi dan membantu sejumlah orang untuk memulai bisnis. Sebut saja salah satunya Vidi Aldiano, penyanyi tanah air yang pada tahun lalu pernah mengidap kanker ginjal.
Ditambah, fakta bahwa ternyata selama sedikitnya empat tahun belakangan Ashraf rutin menyantuni
banyak anak yatim. Dan menariknya, hal ini hanya diketahui oleh sang pengasuh yayasan. Maka
jangankan media, bahkan Bunga Citra Lestari sang istri pun tidak mengetahui hal tersebut.
Leading is quitting too
Kepergian Ashraf sejatinya memberikan pelajaran-pelajaran berharga yang bisa kita tarik sebagai seorang pemimpin. Jika Nelson Mandela menyebutkan bahwa leading is quitting too, maka cara Ashraf quit atau ‘berhenti’ adalah cara yang indah dan meninggalkan banyak kenangan baik.
Maka bagaimana dengan diri kita sebagai pemimpin, ketika tiba saatnya untuk quit alias berhenti? Dan apakah kapan saatnya berhenti hanya ditentukan oleh kewenangan dan keputusan yang lebih tinggi dari kita (keputusan perusahaan atau ajal menjemput), atau sesungguhnya itu merupakan keputusan yang secara sadar penuh bisa dan justru tepat kita ambil?
When Quitting is the Best Thing to Do
Ada sejumlah alasan yang bisa melatarbelakangi seorang leader untuk berhenti. Dan dari sejumlah
alasan tersebut, beberapa diantaranya merupakan dasar yang membuat seorang leader memang lebih baik memilih untuk berhenti dari posisi leader yang didudukinya saat ini. Dan untuk mengetahuinya, bisa dilihat dari munculnya sejumlah ‘pertanda’, baik di diri Anda sebagai leader, dan juga dari sekitar Anda. Seperti halnya yang dimuat dalam artikel yang berjudul Great Leaders Know When It’s Time to Leave. Here Are the 5 Signs to Look For keluaran Inc.com tahun 2017 berikut ini.
1. You Dread Going to Work
Menjalani peran sebagai leader dengan bersemangat karena didasari oleh sebuah dasar yang Anda
pegang teguh merupakan sebuah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mengapa? Karena
sejatinya hal ini akan mendorong Anda untuk melakukan yang terbaik dan di saat yang sama
dapat memberikan semangat pula kepada tim Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Sebaliknya, ketika Anda digelayuti perasaan enggan, malas, takut dan berusaha menghindar setiap kali Anda akan bersiap untuk menjalani peran Anda sebagai leader, maka ini bisa jadi bahwa ini
adalah pertanda bagi Anda untuk berhenti. Mengapa demikian? Hal ini karena jika dibiarkan,
dampak yang bisa terjadi adalah tidak perform-nya Anda sebagai leader, dan lebih parah lagi,
Anda pun bisa menularkan spirit yang sama kepada tim yang Anda pimpin dan mereka yang
berada di sekitar Anda. Maka jika saat ini Anda mengalami hal tersebut, segeralah Anda atasi hal tersebut. Jika tidak bisa, maka sebaiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk berhenti alias quit dari posisi Anda saat ini.
2. People are Quitting
Lakukan identifikasi, seberapa tinggi tingkat turn over khususnya di tim yang Anda pimpin. Apakah nol, atau justru sebaliknya? Seberapa tinggi tingkat retensi tim Anda?
Kemudian lakukan evaluasi secar jujur tentang penyebab turn over yang terjadi. Selain melihat variabel di luar diri Anda, yang tak kalah penting adalah melihat ke dalam diri Anda sendiri. Seberapa
kepemimpinan Anda memberikan kontribusi terhadap keluarnya para anggota di tim Anda.
Jika ternyata data menunjukkan bahwa tingkat turn over di tim Anda tinggi, segeralah lakukan
introspeksi. Mintalah feedback khususnya dari mereka yang Anda pimpin. Bersikaplah terbuka
atas semua informasi untuk menghadirkan situasi yang membuat tim Anda merasa nyaman dan
aman. Serta, membuat tim Anda merasa bahwa apa yang akan mereka sampaikan tidak akan
berujung sia-sia. Setelah mendapatkan feedback, segeralah lakukan perbaikan dan peningkatan diri. Dan jika Anda memilih untuk tidak melakukannya, atas dasar alasan apa pun, maka bisa jadi ini pertanda bahwa Anda tidak lagi tepat untuk menduduki posisi leader yang saat ini Anda jalani.
3. You’re Out of Ideas
Jika Anda ditanya, apakah saat ini Anda termasuk sebagai leader yang memiliki banyak ide atau justru kehabisan ide untuk urusan membawa tim dan organisasi Anda mencapai tujuan?
Jika Anda termasuk dalam kelompok yang pertama, maka bersyukurlah. Karena ini bisa menjadi
pertanda bahwa Anda sesuai untuk menduduki posisi leader Anda saat ini.
Sebaliknya, jika Anda berada pada kelompok yang kedua, maka berhat-hatilah. Terlebih, jika saat ini
secara jujur Anda dapati diri Anda resisten terhadap perubahan, dengan tujuan untuk tetap
berada pada zona aman dan nyaman Anda. Hal ini bisa jadi satu pertanda bagi Anda untuk
berhenti. Mengapa? Karena jika tidak, maka dampak yang bisa terjadi adalah mentoknya
pertumbuhan tim dan organisasi Anda, tim Anda merasa frustasi, dan terhambatnya inovasi
untuk dimunculkan oleh tim dan organisasi Anda.
4. You’ve Stopped Caring
Mari berhenti sejenak. Cermati bagaimana saat ini Anda dalam memperlakukan orang-orang di dalam tim dan organisasi Anda. Masihkah Anda secara tulus peduli akan apa kini tengah dialami oleh
mereka? Apakah Anda masih membangun hubungan yang tak sebatas urusan pekerjaan, tetapi
juga hubungan as a human? Atau justru, kepedulian akan hal-hal tersebut sudah hilang?
Jika kepedulian itu sudah hilang, maka bisa jadi ini adalah pertanda bahwa Anda sudah lagi sesuai
dengan posisi kepemimpinan Anda saat ini. Karena urusan memimpin bukan hanya sebatas
urusan pekerjaan. Dan seperti yang dijumpai oleh beragam kajian, bahwa salah satu alasan tim
menjadi kompak dan loyal adalah karena adanya hubungan yang didasari oleh urusan hati yang
dibangun atas dasar kepedulian dari seorang pemimpin.
5. There’s Someone Else
Pemimpin yang telah lama menjalani peran di posisinya dalam waktu yang relatif lama di sebuah
perusahaan, memiliki kecenderungan untuk merasa dirinya tidak bisa tergantikan. Mengapa
demikian? Hal ini karena ia merasa bahwa tak ada seorang pun yang lebih tahu akan perannya
tersebut selain dirinya. Tak ada yang lebih mengenal tentang seluk beluk perusahaan selain
dirinya. Serta, tak ada yang lebih mampu untuk menjalani beragam tantangan di perannya saat ini
selain dirinya. Jika Anda adalah leader yang mengalami hal di atas, maka tanyakanlah kepada diri Anda secara jujur. Jika memang Anda adalah orang dengan informasi ‘sejarah’ dan pengalaman yang lebih panjang, apakah itu otomatis berarti Anda-lah yang paling tepat untuk menduduki posisi Anda sekarang? Copotlah diri Anda dari ‘sepatu’ Anda saat ini. Gunakan sudut pandang lain untuk bisa menganalisa secara jujur, Andakah sosok yang paling tepat untuk bisa menjalani peran Anda dengan lebih baik? Atau justru, adakah sosok potensial lainnya yang justru memiliki peluang untuk bisa
menjalani peran Anda dengan lebih baik? Jika jawabannya adalah ya, maka tak ada salahnya untuk Anda memikirkan untuk berhenti dan memberikan jalan bagi sosok yang lebih tepat tersebut untuk menduduki posisi kepemimpinan Anda saat ini. Lalu bagaimana dengan Anda? Anda bisa menjadikan kesempatan ini untuk melesat lebih tinggi, atau memulai petualangan yang tepat untuk menjadikan Anda sosok yang lebih sukses dan mulia.
Itulah tadi lima tanda yang jika saat ini Anda alami sebagai leader, maka bisa Anda jadikan pertimbangn untuk mengambil beautiful exit. Memutuskan berhenti dari posisi Anda saat ini sebagai salah satu aksi kepemimpinan dengan dasar untuk kebaikan bagi diri Anda, dan juga mereka yang Anda pimpin. Atau, sebagai informasi bagi Anda untuk terus bertumbuh dan bertansformasi sehingga Anda dapat terus menjadi sosok yang tepat dan relevan untuk menjalani peran kepemimpinan saat ini.
Salam bertumbuh, salam SuksesMulia!
sumber :
Feb 22, 2020
PILIHAN ....
MEROKOK tapi TIDAK MINUM ARAK
Lin Biau meninggal umur 64 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Lin_Biao
TIDAK MEROKOK tapi MINUM ARAK
Zhou En Lai meninggal umur 73 tahun
https://id.wikipedia.org/wiki/Zhou_Enlai
MEROKOK dan MINUM ARAK
Mao Ze Dong meninggal umur 83 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong
MEROKOK, MINUM ARAK dan MAIN KARTU
Deng Xiao Ping meninggal umur 93 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Deng_Xiaoping
MEROKOK, MINUM ARAK, MAIN KARTU dan MAIN CEWE
Zhang Xue Liang meninggal Umur 100 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Zhang_Xueliang
TIDAK MEROKOK, TIDAK MINUM ARAK, TIDAK MAIN KARTU,TIDAK MAIN CEWEK
cuma main Futsal
Adjie Massaid meninggal umur 43 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Adjie_Massaid
TIDAK MEROKOK, TIDAK MINUM ARAK, TIDAK MAIN KARTU, TIDAK MAIN CEWEK
Rajin olah raga, Gaya hidup sehat dan Setia sama BCL
Ashraf Sinclair meninggal Umur 41 tahun
https://id.wikipedia.org/wiki/Ashraf_Sinclair
PILIHAN ADA PADA DIRI ANDA
Lin Biau meninggal umur 64 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Lin_Biao
TIDAK MEROKOK tapi MINUM ARAK
Zhou En Lai meninggal umur 73 tahun
https://id.wikipedia.org/wiki/Zhou_Enlai
MEROKOK dan MINUM ARAK
Mao Ze Dong meninggal umur 83 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong
MEROKOK, MINUM ARAK dan MAIN KARTU
Deng Xiao Ping meninggal umur 93 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Deng_Xiaoping
MEROKOK, MINUM ARAK, MAIN KARTU dan MAIN CEWE
Zhang Xue Liang meninggal Umur 100 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Zhang_Xueliang
TIDAK MEROKOK, TIDAK MINUM ARAK, TIDAK MAIN KARTU,TIDAK MAIN CEWEK
cuma main Futsal
Adjie Massaid meninggal umur 43 tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Adjie_Massaid
TIDAK MEROKOK, TIDAK MINUM ARAK, TIDAK MAIN KARTU, TIDAK MAIN CEWEK
Rajin olah raga, Gaya hidup sehat dan Setia sama BCL
Ashraf Sinclair meninggal Umur 41 tahun
https://id.wikipedia.org/wiki/Ashraf_Sinclair
PILIHAN ADA PADA DIRI ANDA
Feb 21, 2020
Cengkeraman singa
Suatu hari di sebuah lapangan yang luas, di daerah perbukitan, seekor rusa menyadari ada singa mengintai dan memburunya.
Maka, ia pun berlari dengan cepat untuk menyelamatkan dirinya.
Namun dalam hatinya, ia yakin betul bahwa singa akan memangsanya.
Ia meyakini bahwa dirinya lebih lemah dibandingkan dengan singa, sehingga terasa mustahil bagi dirinya untuk bisa lolos dari sergapan singa.
Ketakutannya pada singa, ketakutannya bahwa dirinya tidak akan lolos dari terkaman singa, membuat rusa berkali-kali menoleh ke belakang, mencoba memperkirakan seberapa jauh jarak singa yang ada belakangnya.Tanpa disadari, pemikiran dan usahanya itu membuat lari rusa semakin lambat dan membuat singa, yang berlari sangat fokus pada mangsanya, bisa menyusul dan menerkamnya.
Andai saja rusa tidak sering melihat ke belakang, niscaya kecepatannya akan stabil dan singa tidak dapat memangsanya.
Kalau saja rusa mengerti betul titik kekuatannya ada pada kakinya yang ramping dan kecepatannya yang luar biasa, niscaya dia akan selamat dari cengkeraman singa.
Banyak sekali waktu yang sudah kita buang untuk melihat ke belakang, sehingga kita pun akhirnya “dimangsa” oleh kegagalan-kegagalan masa lalu kita.
Seringkali ketakutan-ketakutan kita pada kegagalan membuat kita jatuh ke dalamnya.
Rasa minder atas diri sendiri pun, membuat kita tidak percaya bahwa kita mampu menggapai sukses dan mampu mewujudkan cita-cita kita.
Pada akhirnya, perasaan dan pikiran negatif benar-benar akan membuat hidup kita layu, mati.
Maka, jangan pernah meragukan potensi dalam diri kita. Jangan pernah takut tak bisa berprestasi. Jangan pernah menyerah untuk bisa unjuk gigi.
Bahkan, di tengah kelemahan, pasti ada kemampuan yang bisa diasah, yang mampu membuat kita jadi insan unggulan.
Kelebihan/bakat tidak selalu muncul sedari dini. Sering kali harus “diadu” terlebih dahulu dengan tantangan dan cobaan, maka baru akan terlihat.
Maka, ia pun berlari dengan cepat untuk menyelamatkan dirinya.
Namun dalam hatinya, ia yakin betul bahwa singa akan memangsanya.
Ia meyakini bahwa dirinya lebih lemah dibandingkan dengan singa, sehingga terasa mustahil bagi dirinya untuk bisa lolos dari sergapan singa.
Ketakutannya pada singa, ketakutannya bahwa dirinya tidak akan lolos dari terkaman singa, membuat rusa berkali-kali menoleh ke belakang, mencoba memperkirakan seberapa jauh jarak singa yang ada belakangnya.Tanpa disadari, pemikiran dan usahanya itu membuat lari rusa semakin lambat dan membuat singa, yang berlari sangat fokus pada mangsanya, bisa menyusul dan menerkamnya.
Andai saja rusa tidak sering melihat ke belakang, niscaya kecepatannya akan stabil dan singa tidak dapat memangsanya.
Kalau saja rusa mengerti betul titik kekuatannya ada pada kakinya yang ramping dan kecepatannya yang luar biasa, niscaya dia akan selamat dari cengkeraman singa.
Banyak sekali waktu yang sudah kita buang untuk melihat ke belakang, sehingga kita pun akhirnya “dimangsa” oleh kegagalan-kegagalan masa lalu kita.
Seringkali ketakutan-ketakutan kita pada kegagalan membuat kita jatuh ke dalamnya.
Rasa minder atas diri sendiri pun, membuat kita tidak percaya bahwa kita mampu menggapai sukses dan mampu mewujudkan cita-cita kita.
Pada akhirnya, perasaan dan pikiran negatif benar-benar akan membuat hidup kita layu, mati.
Maka, jangan pernah meragukan potensi dalam diri kita. Jangan pernah takut tak bisa berprestasi. Jangan pernah menyerah untuk bisa unjuk gigi.
Bahkan, di tengah kelemahan, pasti ada kemampuan yang bisa diasah, yang mampu membuat kita jadi insan unggulan.
Kelebihan/bakat tidak selalu muncul sedari dini. Sering kali harus “diadu” terlebih dahulu dengan tantangan dan cobaan, maka baru akan terlihat.
Feb 20, 2020
Beda Orang Cerdas dan Bodoh
Tempo, 2019/11/29
TEMPO.CO, Jakarta - Dunia penuh bermacam manusia dengan tingkat intelegensia masing-masing. Hampir semua orang merasa dirinya cerdaswalaupun sulit mengukur kecerdasan diri sendiri.
Intelegensia sangat penting dalam kehidupan, khususnya dalam karier profesional. Kecerdasan bisa menjadi aset terbaik demi karier. Persoalannya adalah banyak orang yang merasa pintar tetapi sebenarnya tidak begitu. Menurut Independent.co.uk, berikut lima perbedaaan fundamental antara orang cerdas dan orang bodoh.
TEMPO.CO, Jakarta - Dunia penuh bermacam manusia dengan tingkat intelegensia masing-masing. Hampir semua orang merasa dirinya cerdaswalaupun sulit mengukur kecerdasan diri sendiri.
Intelegensia sangat penting dalam kehidupan, khususnya dalam karier profesional. Kecerdasan bisa menjadi aset terbaik demi karier. Persoalannya adalah banyak orang yang merasa pintar tetapi sebenarnya tidak begitu. Menurut Independent.co.uk, berikut lima perbedaaan fundamental antara orang cerdas dan orang bodoh.
- Orang bodoh menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Kebiasaan menyalahkan orang lain adalah perilaku tidak profesional yang tidak akan pernah dilakukan orang cerdas. Orang yang secara konsisten menutupi kesalahannya dengan menyalahkan orang lain menunjukkan betapa tidak bertanggung jawabnya dia.
- Orang bodoh merasa paling benar sepanjang waktu. Dalam sebuah konflik, orang yang cerdas lebih mampu berempati pada orang lain dan mengerti argumentasi mereka. Orang cerdas mampu mengintegrasikan pendapat orang lain dengan pikirannya tanpa meremehkan pandangan orang lain. Sebaliknya orang bodoh selalu merasa perlu untuk berargumentasi dengan orang lain untuk memastikan bahwa dirinya yang paling benar. Bias kognitif yang dialami orang bodoh membuatnya tidak mampu untuk melihat kemampuan sendiri sehingga selalu merasa dirinya superior.
- Orang bodoh bereaksi terhadap konflik dengan kemarahan.Si cerdas juga bisa marah, tetapi marah yang bijaksana. Berbeda dengan orang bodoh yang bereaksi berlebihan dalam segala hal yang tidak menyenangkan hatinya.
- Orang bodoh mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain. Orang cerdas cenderung mampu berempati dengan keadaan orang lain. Tetapi, orang bodoh selalu mementingkan dirinya sendiri. Dia cenderung tidak mampu untuk melihat kebutuhan dan perasaan orang lain dengan karena egonya.
- Orang bodoh merasa lebih baik dari siapa pun. Orang cerdas cenderung mampu memotivasi atau menolong orang lain. Hal ini dilakukan karena mereka percaya diri akan kemampuan sendiri tanpa takut dikalahkan orang lain. Sedangkan orang bodoh akan melakukan segala cara agar dirinya terlihat lebih baik dari orang lain. Mereka percaya bahwa dirinya jauh lebih baik dari semua orang.
Jan 18, 2020
Memaksimalkan potensi
Seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya: “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?”
“Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”
“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu”, tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam:
“Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”
“Naaaah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.
“Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”
“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu”, tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam:
“Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”
“Naaaah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.
Jan 17, 2020
BATU DI TENGAH JALAN
Dahulu kala, seorang raja sengaja meletakkan bongkahan batu besar persis ditengah-tengah jalan desa.
Dia ingin mengetahui, apakah ada seseorang yang akan memindahkannya.
Sang raja bersembunyi dalam semak-semak tak jauh dari situ.
Banyak penduduk lalu lalang, termasuk abdi kerajaan. Mereka hanya diam sebentar, lalu pergi.
Beberapa hari kemudian, keluhan-keluhan mulai menggema, menuding raja mereka malas, tak mampu walau hanya membersihkan jalanan.
Mereka terus menyalahkan raja tanpa ada usaha nyata memindahkan batu.
Satu hari, petani sayur melintas. Dia langsung meletakkan bawaan, lalu mencoba menggeser batu. Sedikit demi sedikit, batu bergerak, diantara peluh dan nafas tersengal-sengal.
Akhirnya, batu seutuhnya dipindah ke sisi jalan.
Baru saja hendak melanjutkan perjalanan, petani itu menemukan sebuah pundi-pundi. Isinya emas berlian, dan sepotong surat dari raja, “Ini untuk mereka yang bersedia memindahkan batu”.
Ada tiga pesan yang termaktub disini.
Pertama,
setiap rintangan, hambatan, tantangan, dan kerja keras pasti akan membawa hal baik dalam hidup.
Kedua,
orang-orang malas kerjanya mengeluh.
Ketiga,
selalu ada orang di dunia ini yang dengan kemurahan hatinya menciptakan peluang bagi mereka yang mau berusaha. Dan kita tak pernah tahu kapan, dan di mana akan bertemu golongan ini.
Dia ingin mengetahui, apakah ada seseorang yang akan memindahkannya.
Sang raja bersembunyi dalam semak-semak tak jauh dari situ.
Banyak penduduk lalu lalang, termasuk abdi kerajaan. Mereka hanya diam sebentar, lalu pergi.
Beberapa hari kemudian, keluhan-keluhan mulai menggema, menuding raja mereka malas, tak mampu walau hanya membersihkan jalanan.
Mereka terus menyalahkan raja tanpa ada usaha nyata memindahkan batu.
Satu hari, petani sayur melintas. Dia langsung meletakkan bawaan, lalu mencoba menggeser batu. Sedikit demi sedikit, batu bergerak, diantara peluh dan nafas tersengal-sengal.
Akhirnya, batu seutuhnya dipindah ke sisi jalan.
Baru saja hendak melanjutkan perjalanan, petani itu menemukan sebuah pundi-pundi. Isinya emas berlian, dan sepotong surat dari raja, “Ini untuk mereka yang bersedia memindahkan batu”.
Ada tiga pesan yang termaktub disini.
Pertama,
setiap rintangan, hambatan, tantangan, dan kerja keras pasti akan membawa hal baik dalam hidup.
Kedua,
orang-orang malas kerjanya mengeluh.
Ketiga,
selalu ada orang di dunia ini yang dengan kemurahan hatinya menciptakan peluang bagi mereka yang mau berusaha. Dan kita tak pernah tahu kapan, dan di mana akan bertemu golongan ini.
Jan 16, 2020
KULIAH GRATIS IKATAN DINAS
Yang putranya ada yg kelas 3 SMA/SMK....ayo siap2....Inilah DAFTAR tempat KULIAH GRATIS dan IKATAN DINAS 2020. Tolong Bagikan kepada keluarga dan orang - orang yang membutuhkan ! GRATIS dan IKATAN DINAS 2020
sekolah kedinasan
Mohon diinfokan kepada Siswa dan atau orang tua yg ingin menyekolahkan lanjut putra/i nya berikut Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa, yaitu:
sekolah kedinasan
Mohon diinfokan kepada Siswa dan atau orang tua yg ingin menyekolahkan lanjut putra/i nya berikut Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa, yaitu:
- Akademi Ilmu Pemasyarakatan Jakarta, Jalan Raya Gandul Cinere, Jakarta selatan, website www.depkumham.go.id
- Akademi Kimia Analis Jawa Barat, Jalan Ir H Juanda 7, Bogor, website www.aka.ac.idn
- Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta, Jalan Timbul 34, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, website www.app-jakarta.ac.id
- AKAMIGAS-STEM – Akademi Minyak dan Gas Bumi (Sekolah Tinggi Enerji dan Mineral) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Lokasi kuliah Cepu, Jawa Tengah (Kawasan Rig dan pengeboran minyak) – Info bisa dilihat di www.akamigas-stem.esdm.go.id
- Akmil - Akademi Militer RI. Untuk pendaftaran bisa search di www.akmil.go.id
- Akpol - Akademi Kepolisian RI. Untuk pendaftaran bisa search di www.penerimaanp olri.go.id
- Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG), BMG, Jalan Perhubungan I No 5, Komplek Metro, Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, website www.amg.ac.id
- Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), BPS, Jalan Otto Iskandardinata No 64C, Jakarta Timur, website www.stis.ac.id
- Sekolah Tinggi AKuntansi Negara (STAN), Jalan Bintaro Utama Sektor V, Bintaro Jaya, Tangerang, website www.stan.ac.id
- MMTC – Sekolah Tinggi Multi Media Training Center di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) Pendaftaran online di www.mmtc.ac.id Lokasi kuliah di Yogyakarta
- Politeknik Kesehatan DEPKES Surabaya, Jalan Pucang Jajar Tengah 56, Surabaya, website www.poltekkesdepkes-sby.ac.id dan banyak lagi sekolah kesehatan gratis seperti ini.
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Jalan Cimandiri 34-38, Bandung, website www.lan.go.id
- Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta, Jalan Letjen Suprapto 26, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, website www.stmi.ac.id.
- Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Dr Setiabudi 186, Bandung, website www.stp- bandung.ac.id
- Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug Banten, Jalan Raya PLP Curug, Tangerang, website www.stpicurug.ac.id
- Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Jalan AUP, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, website www.stp.dkp.go.id.
- Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Jalan Tata Bumi 5, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, website www.stpn.ac.id
- Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), Jalan Raya Haji Usa, Desa Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, website www.stsn-nci.ac.id
- Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Jawa Barat, Jalan Jakarta No 31, Bandung, website www.stttekstil.ac.id
- Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jawa Barat, jalan Raya Setu Km 3,5 Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa barat, website www.sttd.wetpaint.
- STPDN/IPDN – Institut Pemerintahan Dalam Negeri di bawah Kementerian Dalam Negeri RI. Untuk pendaftaran bisa search di www.bkd.prov.go.id
- STPN – Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di bawah Badan Pertanahan Nasional RI. Pendaftaran online di www.stpn.ac.id Lokasi kuliah Yogyakarta
SANDAL JEPIT
Walau terkesan remeh temeh, filosofi sandal jepit bakal jadi objek pembelajaran yang berharga.
Terutama untuk senantiasa hidup dalam kesederhanaan dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
Hal ini menunjukkan, kita dianjurkan untuk selalu belajar dari keadaan sekitar.
1. Semahal dan Sebagus Apapun, Tetap Saja Ada di Bawah
Sandal jepit mengajarkan kita hidup dengan keserhanaan dan rendah hati. Kekayaan dan pangkat kita tidak lantas menjadikan kita berada di atas atau menyombongkan diri.
Justru sebaliknya, walaupun mahal dan bagus kita harus tetap berada di bawah. Bahkan rela diinjak demi manfaat yang lebih besar.
2. Rela Dilepas untuk Hal yang Lebih Besar
Tidak peduli sandal jepit itu mahal atau murah, ketika kita hendak memasuki rumah ataupun tempat ibadah, maka tetaplah dia akan rela dilepaskan pemiliknya.
Sikap rendah hati ini bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Demi kepentingan yang bersama, maka kita harus rela melepas sesuatu yang ada pada diri kita. Termasuk harus melepas jabatan kita demi kepentingan bersama.
3. Setia dan Sabar Menunggu
Sandal jepit merupakan sosok yang sangat setia. Ketika dia dilepas pemiliknya, maka dia akan setia menunggu pemiliknya datang.
Jangankan sehari, jika tidak ada yang mengambilnya, maka dia akan terus berada di tempatnya menunggu si pemiliknya datang.
4. Selalu Siap Kapan Saja Ketika Dibutuhkan
Sandal jepit merupakan salah satu barang yang selalu menemani pemiliknya. Dia akan siap ketika digunakan kapan saja dan kemana saja.
Begitu juga sebaiknya manusia. Hendaklah menjadi sosok yang sangat berguna kapan pun di mana pun. Siang atau pun malam, jika dibutuhkan orang lain maka dia akan selalu siap untuk memberikan pertolongan.
5. Bergaul Tanpa Pandang Bulu
Semahal apapun sandal jepit dia akan selalu siap digunakan. Tanpa mempedulikan yang menggunakannya adalah kaki yang kotor ataupun bersih dia selalu memberikan manfaat pada pemiliknya.
Tidak hanya dengan pemiliknya, sandal jepit juga mudah bergaul dengan sesama sandal tanpa mempedulikan harga dan bentuk dirinya.
6. Selalu Dicari dan Tidak Ingin Sampai Hilang
Harga sandal jepit mungkin belum seberapa. Namun jika tempatnya berpindah, maka pemiliknya akan berusaha mencarinya.
Bahkan tidak peduli harganya murah, pemilik sandal tidak akan pernah kehilangan sandal tersebut.
7. Memiliki Integritas yang Sangat Tinggi
Ini adalah salah satu filosofi sandal jepit yang sangat istimewa. Di mana pun dan kapan pun sandal jepit dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi.
Bahkan dia tidak mau dipasangkan dengan sandal lain apabila bukan pasangannya. Hal ini dibuktikan dengan memberikan ketidaknyamanan apabila dipaksakan untuk berpasangan dengan sandal lainnya.
AGRICON UNTUK PETANI
Terutama untuk senantiasa hidup dalam kesederhanaan dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
Hal ini menunjukkan, kita dianjurkan untuk selalu belajar dari keadaan sekitar.
1. Semahal dan Sebagus Apapun, Tetap Saja Ada di Bawah
Sandal jepit mengajarkan kita hidup dengan keserhanaan dan rendah hati. Kekayaan dan pangkat kita tidak lantas menjadikan kita berada di atas atau menyombongkan diri.
Justru sebaliknya, walaupun mahal dan bagus kita harus tetap berada di bawah. Bahkan rela diinjak demi manfaat yang lebih besar.
2. Rela Dilepas untuk Hal yang Lebih Besar
Tidak peduli sandal jepit itu mahal atau murah, ketika kita hendak memasuki rumah ataupun tempat ibadah, maka tetaplah dia akan rela dilepaskan pemiliknya.
Sikap rendah hati ini bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Demi kepentingan yang bersama, maka kita harus rela melepas sesuatu yang ada pada diri kita. Termasuk harus melepas jabatan kita demi kepentingan bersama.
3. Setia dan Sabar Menunggu
Sandal jepit merupakan sosok yang sangat setia. Ketika dia dilepas pemiliknya, maka dia akan setia menunggu pemiliknya datang.
Jangankan sehari, jika tidak ada yang mengambilnya, maka dia akan terus berada di tempatnya menunggu si pemiliknya datang.
4. Selalu Siap Kapan Saja Ketika Dibutuhkan
Sandal jepit merupakan salah satu barang yang selalu menemani pemiliknya. Dia akan siap ketika digunakan kapan saja dan kemana saja.
Begitu juga sebaiknya manusia. Hendaklah menjadi sosok yang sangat berguna kapan pun di mana pun. Siang atau pun malam, jika dibutuhkan orang lain maka dia akan selalu siap untuk memberikan pertolongan.
5. Bergaul Tanpa Pandang Bulu
Semahal apapun sandal jepit dia akan selalu siap digunakan. Tanpa mempedulikan yang menggunakannya adalah kaki yang kotor ataupun bersih dia selalu memberikan manfaat pada pemiliknya.
Tidak hanya dengan pemiliknya, sandal jepit juga mudah bergaul dengan sesama sandal tanpa mempedulikan harga dan bentuk dirinya.
6. Selalu Dicari dan Tidak Ingin Sampai Hilang
Harga sandal jepit mungkin belum seberapa. Namun jika tempatnya berpindah, maka pemiliknya akan berusaha mencarinya.
Bahkan tidak peduli harganya murah, pemilik sandal tidak akan pernah kehilangan sandal tersebut.
7. Memiliki Integritas yang Sangat Tinggi
Ini adalah salah satu filosofi sandal jepit yang sangat istimewa. Di mana pun dan kapan pun sandal jepit dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi.
Bahkan dia tidak mau dipasangkan dengan sandal lain apabila bukan pasangannya. Hal ini dibuktikan dengan memberikan ketidaknyamanan apabila dipaksakan untuk berpasangan dengan sandal lainnya.
AGRICON UNTUK PETANI
Nov 13, 2019
Laozi berkata
Nabi Lao Zi berkata, " Saya khawatir akan badanku ini, saya cinta badanku ini." Yang dikhawatirkan karena badan raga mempunyai enam kejahatan, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan keinginan ( pikiran ). Mata menyukai keelokan, telinga menyukai kemerduan suara, hidung menyukai keharuman, lidah menyukai kelezatan, tubuh menyukai sentuhan, dan keingian mendambakan ketamakan.
Seperti misalnya harta dan kebendaan adalah rangsangan dari luar, sedangkan perasaan emosi terbuka dari dalam, maka luar dan dalam saling berhubungan, karena hati yang berhasrat baik tidak dapat mengendalikan keadaan, sedangkan hati yang berhasrat buruk tidak dapat menghalangi diri, maka terjadilah keadaan derita di dalam neraka yang tidak mempunyai dasar, maka badan raga ini memang sungguh pantas dikhawatirkan.
Seperti misalnya harta dan kebendaan adalah rangsangan dari luar, sedangkan perasaan emosi terbuka dari dalam, maka luar dan dalam saling berhubungan, karena hati yang berhasrat baik tidak dapat mengendalikan keadaan, sedangkan hati yang berhasrat buruk tidak dapat menghalangi diri, maka terjadilah keadaan derita di dalam neraka yang tidak mempunyai dasar, maka badan raga ini memang sungguh pantas dikhawatirkan.
MENDALAMI PROSES, BUKAN SEMATA HASIL
By Andrie Wongso
Sejauh mana kita biasa memaknai kondisi yang kita alami? Saat kesulitan misalnya. Apa hal pertama yang segera muncul di pikiran ketika kondisi tersebut terjadi? Hampir sebagian besar orang menyatakan kecewa, marah, sedih, atau jengkel. Sebaliknya, saat kejadian menyenangkan yang datang, hampir semua juga menyebut rasa bahagia, senang, gembira, dan sukacita.
Tak salah, semua itu memang manusiawi. Tapi, jika kemudian diajukan pertanyaan, mana yang paling sering terjadi, senang atau sedih? Jawabannya sangat relatif. Namun, jika kita coba telusuri lebih jauh, barangkali “jumlah” rasa senang dan sedih itu bisa jadi sangat berimbang.
Tak ada senang yang terus-menerus. Tak ada pula yang sedih berkepanjangan. Sebagaimana yang sering saya sampaikan, sukses hari ini, bukan berarti sukses esok hari, gagal hari ini, bukan berarti gagal esok hari.
Karena itu, sejatinya, pola pikir kita sebenarnya yang menentukan, akan memilih menyikapi apa kondisi yang sedang dialami.
Apakah akan memilih tenggelam dalam perasaan sedih dan kecewa, atau segera mengubah rasa yang cenderung negatif menjadi hal yang lebih positif.
Semua kita yang menentukan sendiri, hendak dibawa ke mana pikiran dan perasaan yang terjadi.
Pertanyaannya kemudian adalah, jika kita sudah berhasil menjadi “penguasa” atas apa yang kita pikirkan, rasakan, dan kehendaki, apakah semua akan berjalan pada rel yang benar?
Apakah dengan semua pikiran positif tersebut akan segera mengantarkan kita pada kesuksesan yang sejati?
Saya sendiri orang yang sedari kecil mendapat didikan lingkungan dan keluarga yang keras. Dalam kondisi tersebut, terbentuk mentalitas yang kaya, sehingga apa pun kondisi yang saya alami, selalu saya pikirkan kondisi positifnya.
Apa pun kejadian yang melingkupi kehidupan, selalu saya cari celah yang membuat saya terus berpikir optimis dan aktif.
Namun, dengan kondisi tersebut, halangan dan tantangan tak hilang dengan sendirinya. Sebab memang, sudah menjadi “hukum alam” bahwa sejatinya ada “keseimbangan” dalam kehidupan yang kita jalani.
Tak ada sukses tanpa kegagalan, tak ada gembira tanpa kesedihan. Karena itulah, meski di awal perjuangan hidup terasa sangat berat, keyakinan akan keberhasilan selalu membuat saya berani dan terus mau berjuang demi mewujudkan hidup yang lebih baik.
Pada titik tersebut, hukum alam juga mengajarkan, bahwa tak ada sukses yang instan. Tak ada sukses yang bisa dipetik dengan perjuangan semalam. Maka, dulu ketika orangtua mengatakan sebuah peribahasa alon-alon waton kelakon, alias pelan-pelan asal sampai tujuan—yang kini juga diterjemahkan ‘biar lambat asal selamat’—sebagai anak muda yang dulu menggebu-gebu ingin cepat sukses, saya sempat kurang setuju dengan istilah tersebut. Darah muda yang bergejolak—ditambah semangat yang sangat berapi-api untuk mengubah nasib—membuat saya berpikir dan bertindak ingin serbacepat. Begitu juga kondisi yang saya lihat belakangan ini. Begitu banyak orang yang berpikir untuk cepat sukses, cepat kaya, cepat pensiun di usia muda.
Tak salah memang. Apalagi zaman berkembang sangat luar biasa cepat. Namun, di balik itu semua, jika dasar yang dijalankan belum kokoh, tak ada fondasi kuat yang menopang, banyak orang yang justru terjebak oleh ambisi yang berujung pada kehampaan.
Maka, ketika kembali meresapi nasihat orangtua—alon-alon waton kelakon—sebenarnya nasihat tersebut bukan bermakna untuk berleha dan bersantai-santai.
Tapi, di dalam ungkapan tersebut, kita diajarkan untuk mendalami proses, bukan semata hasil. Proses alon-alon yang penuh kehati-hatian—sebagaimana dulu orang Jawa yang terkenal lemah lembut namun sangat cermat dalam berkarya, membatik misalnya—adalah sebuah wejangan yang berisikan kedalaman pesan untuk lebih memaknai kehidupan. Kita “disuruh” untuk menjauhi sikap serba ingin cepat, sehingga malah melupakan esensi dari apa yang ingin dituju dalam kehidupan yang diperjuangkan.
Dan lagi, dalam ungkapan alon-alon tersebut, kita juga tetap “diingatkan” untuk meraih pencapaian tertentu, yakni dalam ungkapan kelakon, yang arti harfiahnya tercapai. Artinya, di balik segala proses yang berjalan—seolah-olah—lambat tersebut, kita tetap punya tujuan akhir, yakni agar tercapai apa yang kita cita-citakan.
Kita memang tak pernah bercita-cita jadi orang gagal. Tak ingin pula jadi orang yang hidup dalam kesulitan. Tapi, semua itu pasti akan selalu kita lewati kala ingin mencapai tujuan yang diimpikan. Karena itu, selayaknya kita mau dan mampu belajar, bahwa proses adalah sebuah hal yang justru akan mendewasakan dan mematangkan kita.
Mari kita syukuri, apa pun kondisi yang kita alami, sembari terus belajar dan berjuang, agar apa yang kita inginkan tercapai.
Salam sukses, luar biasa!!
Sejauh mana kita biasa memaknai kondisi yang kita alami? Saat kesulitan misalnya. Apa hal pertama yang segera muncul di pikiran ketika kondisi tersebut terjadi? Hampir sebagian besar orang menyatakan kecewa, marah, sedih, atau jengkel. Sebaliknya, saat kejadian menyenangkan yang datang, hampir semua juga menyebut rasa bahagia, senang, gembira, dan sukacita.
Tak salah, semua itu memang manusiawi. Tapi, jika kemudian diajukan pertanyaan, mana yang paling sering terjadi, senang atau sedih? Jawabannya sangat relatif. Namun, jika kita coba telusuri lebih jauh, barangkali “jumlah” rasa senang dan sedih itu bisa jadi sangat berimbang.
Tak ada senang yang terus-menerus. Tak ada pula yang sedih berkepanjangan. Sebagaimana yang sering saya sampaikan, sukses hari ini, bukan berarti sukses esok hari, gagal hari ini, bukan berarti gagal esok hari.
Karena itu, sejatinya, pola pikir kita sebenarnya yang menentukan, akan memilih menyikapi apa kondisi yang sedang dialami.
Apakah akan memilih tenggelam dalam perasaan sedih dan kecewa, atau segera mengubah rasa yang cenderung negatif menjadi hal yang lebih positif.
Semua kita yang menentukan sendiri, hendak dibawa ke mana pikiran dan perasaan yang terjadi.
Pertanyaannya kemudian adalah, jika kita sudah berhasil menjadi “penguasa” atas apa yang kita pikirkan, rasakan, dan kehendaki, apakah semua akan berjalan pada rel yang benar?
Apakah dengan semua pikiran positif tersebut akan segera mengantarkan kita pada kesuksesan yang sejati?
Saya sendiri orang yang sedari kecil mendapat didikan lingkungan dan keluarga yang keras. Dalam kondisi tersebut, terbentuk mentalitas yang kaya, sehingga apa pun kondisi yang saya alami, selalu saya pikirkan kondisi positifnya.
Apa pun kejadian yang melingkupi kehidupan, selalu saya cari celah yang membuat saya terus berpikir optimis dan aktif.
Namun, dengan kondisi tersebut, halangan dan tantangan tak hilang dengan sendirinya. Sebab memang, sudah menjadi “hukum alam” bahwa sejatinya ada “keseimbangan” dalam kehidupan yang kita jalani.
Tak ada sukses tanpa kegagalan, tak ada gembira tanpa kesedihan. Karena itulah, meski di awal perjuangan hidup terasa sangat berat, keyakinan akan keberhasilan selalu membuat saya berani dan terus mau berjuang demi mewujudkan hidup yang lebih baik.
Pada titik tersebut, hukum alam juga mengajarkan, bahwa tak ada sukses yang instan. Tak ada sukses yang bisa dipetik dengan perjuangan semalam. Maka, dulu ketika orangtua mengatakan sebuah peribahasa alon-alon waton kelakon, alias pelan-pelan asal sampai tujuan—yang kini juga diterjemahkan ‘biar lambat asal selamat’—sebagai anak muda yang dulu menggebu-gebu ingin cepat sukses, saya sempat kurang setuju dengan istilah tersebut. Darah muda yang bergejolak—ditambah semangat yang sangat berapi-api untuk mengubah nasib—membuat saya berpikir dan bertindak ingin serbacepat. Begitu juga kondisi yang saya lihat belakangan ini. Begitu banyak orang yang berpikir untuk cepat sukses, cepat kaya, cepat pensiun di usia muda.
Tak salah memang. Apalagi zaman berkembang sangat luar biasa cepat. Namun, di balik itu semua, jika dasar yang dijalankan belum kokoh, tak ada fondasi kuat yang menopang, banyak orang yang justru terjebak oleh ambisi yang berujung pada kehampaan.
Maka, ketika kembali meresapi nasihat orangtua—alon-alon waton kelakon—sebenarnya nasihat tersebut bukan bermakna untuk berleha dan bersantai-santai.
Tapi, di dalam ungkapan tersebut, kita diajarkan untuk mendalami proses, bukan semata hasil. Proses alon-alon yang penuh kehati-hatian—sebagaimana dulu orang Jawa yang terkenal lemah lembut namun sangat cermat dalam berkarya, membatik misalnya—adalah sebuah wejangan yang berisikan kedalaman pesan untuk lebih memaknai kehidupan. Kita “disuruh” untuk menjauhi sikap serba ingin cepat, sehingga malah melupakan esensi dari apa yang ingin dituju dalam kehidupan yang diperjuangkan.
Dan lagi, dalam ungkapan alon-alon tersebut, kita juga tetap “diingatkan” untuk meraih pencapaian tertentu, yakni dalam ungkapan kelakon, yang arti harfiahnya tercapai. Artinya, di balik segala proses yang berjalan—seolah-olah—lambat tersebut, kita tetap punya tujuan akhir, yakni agar tercapai apa yang kita cita-citakan.
Kita memang tak pernah bercita-cita jadi orang gagal. Tak ingin pula jadi orang yang hidup dalam kesulitan. Tapi, semua itu pasti akan selalu kita lewati kala ingin mencapai tujuan yang diimpikan. Karena itu, selayaknya kita mau dan mampu belajar, bahwa proses adalah sebuah hal yang justru akan mendewasakan dan mematangkan kita.
Mari kita syukuri, apa pun kondisi yang kita alami, sembari terus belajar dan berjuang, agar apa yang kita inginkan tercapai.
Salam sukses, luar biasa!!
Kedermawanan Yang Tertukar
Seorang wanita bertanya pada penjual telur yg sudah tua, "Berapa harga telurnya?"
Penjual telur menjawab, "Satu butir harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli."
Penjual telur menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yg baik karena dari tadi tak ada satupun telur yg berhasil saya jual."
Wanita itu mengambil telur2 tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yg mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.
Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yg sudah tua.
Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yg membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang2 yg bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"
Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang2 remeh-temeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang2 tersebut. Kadang2 dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yg terbungkus dengan harga diri.'"
Saya tahu anda tak akan membagikan pesan ini, tapi jika anda merasa bahwa orang2 perlu mengetahuinya, maka sebarkanlah pesan ini!!.
KALIMAT YG PANTAS UNTUK JADI PERENUNGAN:
"SEDEKAH YANG TERBUNGKUS DENGAN HARGA DIRI."
Penjual telur menjawab, "Satu butir harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli."
Penjual telur menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yg baik karena dari tadi tak ada satupun telur yg berhasil saya jual."
Wanita itu mengambil telur2 tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yg mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.
Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yg sudah tua.
Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yg membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang2 yg bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"
Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang2 remeh-temeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang2 tersebut. Kadang2 dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yg terbungkus dengan harga diri.'"
Saya tahu anda tak akan membagikan pesan ini, tapi jika anda merasa bahwa orang2 perlu mengetahuinya, maka sebarkanlah pesan ini!!.
KALIMAT YG PANTAS UNTUK JADI PERENUNGAN:
"SEDEKAH YANG TERBUNGKUS DENGAN HARGA DIRI."
Oct 8, 2019
BUKAN BARANG BERMEREK YG MEMBUAT TERKENAL
Ibu Negara dari Negeri Tirai Bambu berkata: "Bukan "Barang bermerek" yang membuat seseorang menjadi terkenal, melainkan "7 Hal" yang diremehkan 90% orang"
Peng Liyuan (Ibu Negara Tiongkok) mengatakan 7 (tujuh) hal tentang "Pernikahan dan Keluarga" ini kepada putrinya:
1. Karakter yang baik adalah "merek" terbaik dalam hidupmu.
Orang yang memiliki karakter baik akan jauh lebih dikenal daripada mereka yang hanya menggunakan barang-barang bermerek.
Untuk memiliki karakter yang baik tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun!
Kamu hanya perlu memperbaiki emosi kamu, memperbaiki kualitas diri, berpikir positif, dan memperkaya batin. Maka semua perkataan, sikap, dan perilaku kamu akan berubah menjadi baik.
2. Jangan memperdulikan orang lain secara berlebihan dan jangan terlalu mengurusi urusan orang lain.
Di dunia ini, akan selalu ada orang yang membuatmu sedih, cemburu, dan marah.
Namun itu sebenarnya bukan karena mereka yang jahat, tapi karena kamu yang terlalu mengambil hati atas omongan, sikap, dan perilaku mereka.
Untuk memiliki hidup yang tenang, maka pertama-tama harus belajar untuk tidak ambil pusing.
Kalau kamu tidak ambil pusing dengan apa mereka katakan atau lakukan, maka kamu tidak akan merasa tersakiti.
Kalau kamu tidak ambil pusing, maka kamu tidak akan merasa marah.
Sekalinya kamu menyimpan dendam karena perkataan atau perbuatan buruk mereka padamu, kamu sudah kalah.
Orang yang tidak ambil pusing, selamanya tidak akan terkalahkan.
3. Orang yang hidupnya "cuek", mudah merasa bahagia, sedangkan orang yang hidupnya terlalu waspada, mudah merasa khawatir. Ini karena orang yang waspada selalu melihat kenyataan.
Semakin melihat kenyataan, maka akan semakin khawatir. Sedangkan orang yang hidupnya "cuek" Walaupun mungkin dalam keadaan hidup yg sederhana dan sulit, namun akan lebih terasa lebih bermakna.
4. Untuk menjadi orang yang berpengaruh, harus memiliki karakter yang kuat.
Orang yang memiliki karakter kuat, nada suaranya tegas, sifatnya tidak sombong, tidak memaksakan kehendaknya, elegan, tenang, dan sederhana.
Orang yang memiliki karakter kuat, dapat berperan dengan baik dalam kelompok dan melakukan tanggung jawabnya dengan serius.
Dia tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan ketenaran dan keuntungan. Mereka bisa membuat dunia lebih terang walaupun suatu saat terpuruk sekalipun. Namun dengan karakternya yang kuat, mereka akan bisa bangkit dengan mudah.
5. Nasihat hidup Walaupun jalan panjang dan berliku, namun jika dijalani selangkah demi selangkah dengan pantang menyerah pasti akan tiba di garis akhir.
Walaupun jalan pendek dan lurus, jika kamu tidak mulai melangkah, tetap tidak akan tiba di garis akhir.
Jangan menjadikan masalahmu di hari kemarin menjadi batu sandunganmu di hari ini.
Orang yang mengikuti jalan orang lain adalah orang yang meremehkan kemampuannya sendiri.
Keserakahan adalah kemiskinan yang paling hebat, sedangkan bersyukur adalah kekayaan yang paling nyata.
Setelah merasakan dingin, baru tahu apa artinya kehangatan matahari.
Orang-orang yang sudah mengalami kesulitan dalam hidup baru bisa memahami betapa berharganya hidup.
6. Jadilah sabar dan tekun Hilangkan ketidaksabaranmu, kurangi kemalasanmu.
Ubahlah sifatmu yang mudah marah dan tidak tahan godaan. Cungkillah matamu yang mudah tertarik pada apapun. Jahitlah mulutmu yang suka membicarakan aib orang lain (bergunjing).
Lakukanlah apa yang harus kamu lakukan dengan tenang Bekerjalah dengan keras jika itu memang harus.
7. Kekasih adalah jalan, teman adalah pohon.
Hidup perlu memilih jalan yang benar dengan banyak pohon di sampingnya.
Saat banyak uang jangan sampai tersesat, saat tidak punya uang bersandarlah pada pohon.
Saat bahagia jangan lupakan jalan, saat beristirahat bernaunglah di bawah pohon.
sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1083765835126250&id=100004785310671
Peng Liyuan (Ibu Negara Tiongkok) mengatakan 7 (tujuh) hal tentang "Pernikahan dan Keluarga" ini kepada putrinya:
1. Karakter yang baik adalah "merek" terbaik dalam hidupmu.
Orang yang memiliki karakter baik akan jauh lebih dikenal daripada mereka yang hanya menggunakan barang-barang bermerek.
Untuk memiliki karakter yang baik tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun!
Kamu hanya perlu memperbaiki emosi kamu, memperbaiki kualitas diri, berpikir positif, dan memperkaya batin. Maka semua perkataan, sikap, dan perilaku kamu akan berubah menjadi baik.
2. Jangan memperdulikan orang lain secara berlebihan dan jangan terlalu mengurusi urusan orang lain.
Di dunia ini, akan selalu ada orang yang membuatmu sedih, cemburu, dan marah.
Namun itu sebenarnya bukan karena mereka yang jahat, tapi karena kamu yang terlalu mengambil hati atas omongan, sikap, dan perilaku mereka.
Untuk memiliki hidup yang tenang, maka pertama-tama harus belajar untuk tidak ambil pusing.
Kalau kamu tidak ambil pusing dengan apa mereka katakan atau lakukan, maka kamu tidak akan merasa tersakiti.
Kalau kamu tidak ambil pusing, maka kamu tidak akan merasa marah.
Sekalinya kamu menyimpan dendam karena perkataan atau perbuatan buruk mereka padamu, kamu sudah kalah.
Orang yang tidak ambil pusing, selamanya tidak akan terkalahkan.
3. Orang yang hidupnya "cuek", mudah merasa bahagia, sedangkan orang yang hidupnya terlalu waspada, mudah merasa khawatir. Ini karena orang yang waspada selalu melihat kenyataan.
Semakin melihat kenyataan, maka akan semakin khawatir. Sedangkan orang yang hidupnya "cuek" Walaupun mungkin dalam keadaan hidup yg sederhana dan sulit, namun akan lebih terasa lebih bermakna.
4. Untuk menjadi orang yang berpengaruh, harus memiliki karakter yang kuat.
Orang yang memiliki karakter kuat, nada suaranya tegas, sifatnya tidak sombong, tidak memaksakan kehendaknya, elegan, tenang, dan sederhana.
Orang yang memiliki karakter kuat, dapat berperan dengan baik dalam kelompok dan melakukan tanggung jawabnya dengan serius.
Dia tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan ketenaran dan keuntungan. Mereka bisa membuat dunia lebih terang walaupun suatu saat terpuruk sekalipun. Namun dengan karakternya yang kuat, mereka akan bisa bangkit dengan mudah.
5. Nasihat hidup Walaupun jalan panjang dan berliku, namun jika dijalani selangkah demi selangkah dengan pantang menyerah pasti akan tiba di garis akhir.
Walaupun jalan pendek dan lurus, jika kamu tidak mulai melangkah, tetap tidak akan tiba di garis akhir.
Jangan menjadikan masalahmu di hari kemarin menjadi batu sandunganmu di hari ini.
Orang yang mengikuti jalan orang lain adalah orang yang meremehkan kemampuannya sendiri.
Keserakahan adalah kemiskinan yang paling hebat, sedangkan bersyukur adalah kekayaan yang paling nyata.
Setelah merasakan dingin, baru tahu apa artinya kehangatan matahari.
Orang-orang yang sudah mengalami kesulitan dalam hidup baru bisa memahami betapa berharganya hidup.
6. Jadilah sabar dan tekun Hilangkan ketidaksabaranmu, kurangi kemalasanmu.
Ubahlah sifatmu yang mudah marah dan tidak tahan godaan. Cungkillah matamu yang mudah tertarik pada apapun. Jahitlah mulutmu yang suka membicarakan aib orang lain (bergunjing).
Lakukanlah apa yang harus kamu lakukan dengan tenang Bekerjalah dengan keras jika itu memang harus.
7. Kekasih adalah jalan, teman adalah pohon.
Hidup perlu memilih jalan yang benar dengan banyak pohon di sampingnya.
Saat banyak uang jangan sampai tersesat, saat tidak punya uang bersandarlah pada pohon.
Saat bahagia jangan lupakan jalan, saat beristirahat bernaunglah di bawah pohon.
sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1083765835126250&id=100004785310671
WAKTU & UMUR
Ketika ada kesempatan, pergilah bersama teman teman lama. Berkumpul - kumpul, bukan sekadar makan, minum dan bersenang, tetapi ingat, waktu hidup kita semakin singkat. Maka dari itu, bangunkanlah Persaudaraan
- Mungkin lain waktu kita Tidak akan bertemu lagi.*
- Mungkin lain waktu kita sudah semakin Susah untuk berjalan.*
- Menghabiskan sebagian waktu dengan Teman atau Sahabat akan membuat Hidup lebih Sehat secara Mental dan Fisik.
- Umur itu Seperti es batu, Dipakai atau tidak akan tetap mencair dan berakhir.
- Begitu juga dengan umur kita. Digunakan atau Tidak Digunakan, umur kita akan tetap berkurang, dan Akhirnya kembali ke hadirat ILLAHI.
- Tersenyumlah dan berfikir positif. Air yang Mengalir tidak dapat berbalik arah. Kita tidak mungkin dapat berbalik menjadi muda lagi.*
- Kita akan menjadi tua, sakit, dan meninggal.. Jalani hidup ini dgn ceria, sabar dan santai.
- Jangan suka mau menang sendiri, sementara orang lain selalu salah.
- Terimalah persaudaraan. Jangan suka mengeluh atau membenci.
- Hidup ini terlalu singkat untuk selalu benar sendiri (Pentingkan diri sendiri)
- Jangan buang sahabat cuma karena tak sepakat.
- Satu keburukan teman, bukan bererti hilang sembilan kebaikannya.
- Perbanyaklah waktu untuk berkumpul dengan teman teman dan saudara saudara kita.
- Siapa tahu mereka nanti akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Buanglah jauh jauh sifat egois dan iri hati
- Terimalah kekurangan dan kelebihan dari sahabat.
- Bertemanlah dengan apa adanya, bukan karena ada apanya.
- Nikmati semua waktu, senda dan tawa. Hargai semua perbedaan. Percayakan kemampuan teman kita.
- Jaga perasaannya, tutupi aibnya.Bantu ketika dia jatuh,Sediakan bahu ketika dia menangis.
- Tepuk tangan dan gembira ketika dia sukses.Sebut namanya dalam doa kita.
- Bertemanlah dengan hati yang baik dan tulus.Ketika hatimu baik dan tulus, percayalah, Allah juga akan selalu bersama mu.Teruskan bersahabat sampai maut memanggilmu.
Oct 2, 2019
Sebongkah emas bertemu dengan Sebongkah tanah
- Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku..???
Apakah engkau berharga seperti aku... ???”
+ Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa... ???”
- Emas pun terdiam seribu bahasa...!!
*
Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.
Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.
Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.
Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.
- Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku..???
Apakah engkau berharga seperti aku... ???”
+ Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa... ???”
- Emas pun terdiam seribu bahasa...!!
*
Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.
Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.
Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.
Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.
Sep 20, 2019
Ucapan Ajaib yang Harus Didengar Anak Setiap Hari
Tugas
mulia sebagai orangtua adalah mendidik dan membesarkan anak dengan baik dan
penuh kasih sayang. Mendidik anak juga tidak sekadar memberitahukan apa yang
baik atau buruk. Akan tetapi, orangtua juga wajib melatih anak untuk memiliki
sikap disiplin, bertanggung jawab, serta beragama yang baik.
Mendidik dapat dimulai dengan memberikan contoh perilaku yang baik. Selanjutnya, dengan memberikan ucapan-ucapan yang baik. Berikut lima ucapan ajaib yang jika
didengar oleh anak setiap hari dapat membantunya menjadi anak yang baik. Ada
apa saja?
1. Gantilah ancaman dengan dorongan semangat
Ucapan
yang baik dapat berupa kalimat yang mendorong atau memotivasi anak. Contoh,
gantilah kalimat "sudah
mama bilang, jangan berserakan mainannya. Mau mama buang semua?" menjadi
"ayo kita
susun rapi mainannya." Mengajak anak untuk berbuat baik dan
belajar untuk bertanggung jawab.
2.
Berhenti membandingkan anak dengan orang lain
Hal
yang paling menyakiti perasaan anak adalah dengan membanding-bandingkannya
dengan anak yang lain. Anak akan merasa dirinya tidak disayang dan harus meniru
semua perilaku orang lain. Anak bisa saja menjadi lebih stress dan terbebani.
Berhenti membandingkan anak sendiri dengan orang lain, cobalah untuk mengerti
dan mulai mengajak secara perlahan.
3. Jangan pelit mengekspresikan kasih sayang
Selanjutnya,
jangan pelit untuk mengungkapkan kasih sayang kepada anak. Berikan pujian ketika
anak melakukan perbuatan baik sekecil apapun dan berikan dukungan ketika anak
gagal atau merasa belum berhasil. Secara psikologis, anak yang berlimpah kasih
sayang dapat membantu tumbuh kembangnya, tetapi kasih sayang yang diberikan
tidak mengarah untuk memanjakan anak.
4. Akui dan minta maaflah jika bersalah pada anak
Ucapan
maaf dan mengakui kesalahan juga merupakan hal terpenting untuk pertumbuhan
anak. Mulai dari orangtua yang mengakui kesalahannya, akan mengajarkan anak
untuk mengakui kesalahannya pula dan berani meminta maaf. Menerapkan pola pikir
kepada anak bahwa setiap manusia bisa salah serta wajib meminta maaf dan memperbaiki
kesalahannya.
5. Ubah kalimat negatif menjadi positif
Hal
yang masih sering dilakukan adalah menggunakan kalimat negatif kepada anak.
Contoh, Ayo,
cepetan. Kalau tidak ditinggal ya. Kalimat seperti ini akan membuat
anak merasa tertekan dan mudah merasa panik. Sifat tersebut bisa saja terus
terbawa sampai kelak mereka dewasa. Jadi, cobalah untuk menggunakan kalimat
positif. Seperti, Mau
coba bergerak lebih cepat?
Itulah
lima ucapan ajaib yang jika diucapkan sesering mungkin, akan membuat tumbuh
kembang anak menjadi lebih baik. Siap mencoba?
Sumber :
Sep 19, 2019
Kisah Pemuda Boros dan Seorang Pendeta Tao
Pada masa akhir Dinasti Zhou Utara (557-581) dan awal masa
Dinasti Sui (581-671), hiduplah seorang pemuda bernama Du Zhicun. Dia adalah
seorang pemuda yang sangat malas sekaligus sangat boros. Parahnya lagi, dia
juga kurang bermoral dan sangat suka berfoya-foya.
Setiap hari, siang dan malam dia akan menghabiskan waktu untuk
bersenang-senang, akibatnya hanya dalam beberapa tahun, semua harta kekayaan
peninggalan orangtuanya ludes.
Du kemudian mulai meminjam uang ke banyak orang namun tetap
tidak bisa berubah, akibatnya semua uang pinjamannya juga ludes.
Terakhir dia mencoba meminta bantuan kepada keluarga dan
saudara-saudaranya, namun mereka juga bukan orang yang kaya raya, disamping itu
mereka juga tahu sifat buruk Du, akibatnya tidak ada yang mau memberi pinjaman
kepada Du.
Akhirnya Du meninggalkan istrinya dan membiarkannya kembali ke
rumah orangtuanya, sementara Du sendiri menjadi gelandangan.
Pada suatu malam yang dingin, Du sedang berjalan gontai tanpa
arah dan tujuan, dia sangat kelaparan hingga akhirnya memutuskan untuk mulai
mengemis. Saat sedang duduk mengemis, ada seorang tua yang menghampirinya,
orang tua itu bertanya kepadanya: “Hei, kamu masih muda dan terlihat masih
kuat, mengapa kamu mengemis?”
Du menjawab dan mulai menceritakan apa yang terjadi dalam
kehidupannya, namun di akhir ucapannya, Du mengatakan bahwa kalau saja dia bisa
memiliki kembali semua uang yang pernah dia miliki, dia akan berubah dan
menjalani hidup dengan baik.
Orang tua itu bertanya, “Hmm.. kalau begitu, berapa uang yang
kamu butuhkan?”
Du ragu-ragu dan malu-malu untuk menjawab, dia juga berpikir
bahwa itu semua sia-sia, tidak mungkin seorang tua yang baru saja ditemuinya
akan mau memberikan sejumlah uang yang sangat besar kepadanya.
Namun orang tua itu bersikeras dan terus mendesaknya, akhirnya
Du menjawab, “Sepuluh juta.”
Kemudian orang tua itu mengambil sejumlah uang dari lengan
bajunya dan memberikannya kepada Du sambil berkata, “Ini saya berikan untukmu
malam ini. Besok jam dua belas siang saya akan menunggumu di Penginapan Persia
di Pasar Barat. Pastikan bahwa kamu datang tepat waktu!”
Keesokan harinya Du pergi kesana tepat waktu, orang tua itu ada
disana dan memberikannya sejumlah uang seperti yang dia ucapkan pada malam
sebelumnya, setelah itu, orang tua tersebut pergi tanpa memberitahukan namanya.
Karena telah menjadi kaya, sifat boros Du kembali kambuh, dia
mulai menjalani hidup dengan foya-foya, membeli baju bagus, perhiasan, serta
kuda yang mahal.
Tak dirasa satu tahun berlalu dan akibat gaya hidupnya yang
boros, Du harus menjual semua baju bagusnya dan hanya mengenakan baju lusuh,
menjual semua perhiasan, serta menjual kudanya dan menggantinya dengan keledai.
Tidak lama, dia juga harus menjual keledainya dan harus berjalan kaki. Akhirnya
Du kembali menjadi gelandangan, dan dia kembali menjadi pengemis.
Pada suatu malam ketika sedang mengemis, ada seorang tua
yang berjalan melewatinya, orang tua ini lalu berhenti, mengamatinya sejenak,
kemudian berkata, “Hei! Bukankah kamu pemuda yang satu tahun lalu saya berikan
uang? Kenapa sekarang kamu ada di sini?”
Du merasa malu, dan setelah terus ditanya, akhirnya Du
menceritakan “kebodohan”-nya yang pada akhirnya membuat dia harus kembali
menjadi pengemis.
Orang tua itu menarik napas panjang, dan kemudian berkata,
“Baiklah, bagaimana kalau saya berikan kamu uang lagi, apakah kamu akan
berubah?”
Du sendiri ragu pada awalnya, namun akhirnya dia berkata. “Saya
janji akan berubah.”
“Baiklah, kali ini
biar saya tambahkan jumlah uangnya, supaya kamu bisa memulai usaha yang besar.
Besok pada jam dua belas siang, datanglah ke tempat kita bertemu dulu!”
Keesokan harinya Du datang dan orang tua itu, kini bahkan
memberinya uang 100 juta!
Du merasa ragu, tapi akhirnya dia menerima uang itu dan berjanji
bahwa dia akan menjalani hidupnya dengan sangat baik.
Namun melihat begitu banyaknya uang, Du mulai tergoda untuk
menggunakan sedikit uangnya untuk bersenang-senang, dia berpikir bahwa tidak
akan menjadi masalah jika sedikit uang itu digunakan untuk bersenang-senang,
toh sisanya masih sangat banyak.
Du mulai bersenang-senang kembali, dan perlahan-lahan sifat
borosnya kembali muncul, dia mulai lupa pada janjinya untuk berubah, dia mulai
menjalani hari, siang dan malam, dengan berfoya-foya.
Akhirnya setelah lima tahun berlalu, semua uangnya kembali ludes
tak bersisa, dan Du kembali menjadi gelandangan dan kembali mengemis. (lpc/jul)
Akhirnya setelah lima tahun berlalu, semua uangnya kembali ludes
tak bersisa, dan Du kembali menjadi gelandangan dan kembali mengemis.
Saat mengemis di suatu malam, dia melihat di kejauhan, ada orang
yang sedang berjalan, ketika orang itu semakin dekat, dalam cahaya api temaram
malam, dia tahu bahwa itu adalah seorang pria tua, dan yang lebih mengejutkan,
itu adalah pria tua yang sama yang telah memberinya uang sebanyak dua kali.
Du merasa malu dan buru-buru berbalik badan dan berlari pergi.
Tak disangka, orang tua itu mengejarnya, orang tua itu berhasil mengejarnya dan
menepuk pundaknya, “Hei! Anak muda, kenapa lari?”
Du berhenti berlari dan sedikit heran karena merasa bahwa dia
sudah berlari cukup cepat namun masih bisa dikejar oleh orang tua tersebut. Du
tidak menjawab dan hanya menunduk malu.
Orang tua itu berkata, “Loh, kamu kan… kenapa kamu jadi pengemis
lagi?” Orang tua itu ternyata mengenali Du.
Du menceritakan semuanya dan dia mengatakan bahwa alasan dia
lari adalah karena dia merasa sangat malu.
Orang tua itu akhirnya berkata, “Saya akan membantumu
mendapatkan kesempatan sekali lagi, kalau kamu masih tidak berubah, kamu
benar-benar tidak punya harapan, besok datanglah ke tempat kita pernah bertemu
dulu!”
Du ragu, namun juga berpikir bahwa ini adalah harapan terakhir
baginya, maka diapun datang. Ternyata disitu, orang tua tersebut memberinya
uang 1 milyar!
Du berpikir, “Saya telah menjalani hidup yang tak bermoral,
boros dan malas, semua harta saya bahkan sudah habis, keluarga saya berantakan,
bahkan saudara saya juga tidak mau membantu, kini di depan saya berdiri seorang
tua yang telah tiga kali memberi saya uang yang begitu banyak, bagaimana bisa
saya membalasnya?”
Kemudian Du berkata kepada orang tua itu, “Dengan uang sebanyak
ini, saya bisa menyelesaikan semua masalah duniawi saya, bahkan merubah nasib
saudara-saudara saya yang miskin dan menunaikan semua kewajiban saya terhadap
keluarga. Saya benar-benar berhutang budi kepada Anda. Setelah urusan saya
selesai, saya akan melakukan apa saja yang Anda minta.”
“Bagus, itulah yang saya inginkan.” Kata orang tua tersebut.
“Setelah kamu menyelesaikan semua urusanmu, pada tanggal lima belas bulan tujuh
tahun depan, temuilah saya di bawah pohon jintan kembar, di depan kuil Tao!”
Du-pun mengangguk tanda mengerti.
Dengan uang yang dia miliki, Du mulai membayar semua hutang yang
masih belum dia bayar, kemudian membelikan rumah dan ladang untuk semua
saudara-saudaranya, membiayai sekolah keponakan-keponakannya, membeli tanah
khusus untuk pemakaman keluarga dan memindahkan makam anggota-anggota keluarga
yang terpisah ke tanah pemakaman tersebut.
Dia merenovasi rumah, juga memberikan uang yang sangat banyak
kepada istri serta mertuanya, memastikan mereka tidak akan pernah mengalami
kekurangan uang.
Dia juga menemui orang-orang yang punya masalah dengannya, dan
berdamai dengan mereka.
Du membangun jalan dan jembatan. Dia membayarkan biaya
pengobatan untuk orang-orang yang sakit, membelikan makanan, membelikan ladang,
terus sampai semua uangnya habis.
Tanpa disadari saat uangnya habis, saat itu sudah tanggal empat
belas bulan tujuh, dan dia ingat untuk menemui pria tua yang pernah
membantunya, besok di tanggal lima belas bulan tujuh.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Du pergi ke tempat yang
telah ditentukan, dia melihat orang tua itu sedang bernyanyi di bawah pohon
jintan yang rindang.
Orang tua itu bertanya, “Kamu sudah datang, bagaimana dengan
semua urusan duniawimu?”
“Semua sudah beres, semua hutang saya sudah lunas, saya sudah
berdamai dengan semua musuh saya, saya sudah meninggalkan uang yang sangat
banyak untuk keluarga saya, memastikan mereka tidak akan kekurangan uang.”
Jawabnya.
“Baguslah kalau begitu, sekarang mari kita berangkat!” Kata
orang tua tersebut.
Setelah itu mereka berdua sama-sama mendaki Gunung Hua, menuju
Puncak Yuntai.
Mereka terus mendaki, setelah cukup lama mendaki, akhirnya
tibalah mereka di puncak, disana ada sebuah bangunan megah yang indah, itu
jelas bukan bangunan biasa, di atasnya ada awan yang menjuntai, selain itu ada
banyak burung bangau dan phoenix yang berterbangan.
Orang tua itu mengajaknya masuk, di dalam aula utama, ada sebuah
panci besar yang tingginya sekitar tiga meter, di dalamnya ada berbagai macam
obat yang sedang direbus. Api berwarna keunguan ada di bawahnya, memanaskan
panci tersebut. Di sekeliling panci terdapat patung ajaib, Perawan Giok, Naga
Hijau dan Harimau Putih.
Saat itu matahari sudah hampir terbenam, orang tua itu tiba-tiba
berubah menjadi seorang tua dengan jubah pendeta Tao, dia memberi Du tiga buah
pil dan secangkir arak, kemudian dia berkata, “Kamu duduklah di tengah sini, di
depan panci, dan berjanjilah untuk tidak mengatakan apa-apa, apapun yang
terjadi, apapun yang kamu lihat, dewa, iblis, binatang, setan, neraka yang
menakutkan, apapun itu, kamu harus tetap diam, mengerti?”
Du mengangguk tanda mengerti
“Bahkan sekalipun kamu melihat orang yang kamu sayangi menderita,
atau melihat orang yang kamu benci menghinamu, kamu harus berjanji untuk tetap
diam, karena semua itu hanyalah ilusi, mengerti?”
Du sekali lagi mengangguk.
“Satu lagi, apapun yang terjadi, kamu tidak boleh beranjak dari
tempat dudukmu. Dan semua ini harus kamu lakukan, sampai nanti saya kembali,
mengerti?”
Du mengangguk kembali.
“Bagus, sekarang duduklah dan ingat janjimu untuk tetap diam
walau apapun yang terjadi, sampai nanti saya kembali!”
Kemudian orang tua itu menghilang, meninggalkan Du duduk
sendirian disana. (lpc/jul)
Kemudian orang tua itu menghilang, meninggalkan Du duduk
sendirian disana.
Saat malam mulai tiba, datanglah serombongan bandit, kepala
bandit itu bertanya pada Du, apakah disitu ada barang berharga, Du diam tidak
bergeming. Kepala bandit mulai marah, sambil mengacungkan golok, dia mengancam
Du, “Orang bodoh! Kalau kamu tidak menjawab, saya akan penggal kepalamu!”
Namun Du tetap diam. Akhirnya para bandit itupun menyerah dan
pergi.
Kemudian hujan deras disertai petir mulai datang, semakin lama
hujan itu semakin deras, suara petir menggelegar dengan sangat menakutkan.
Satu suara gelegar petir yang sangat keras disertai angin
kencang, membuat pintu bangunan terbuka tiba-tiba, Du sangat kaget namun tidak
ada suara apapun yang keluar dari mulutnya.
Air deras mulai
naik memasuki aula gedung, dengan sangat deras membentuk ombak, namun Du tetap
diam, ombak itu ternyata berhenti, tepat satu inci di depan kaki Du, dan
perlahan-lahan airpun surut.
Lalu datanglah serombongan pasukan iblis, dengan wajah yang
sangat menyeramkan, raja pasukan iblis itu memberi salam kepada Du, namun Du
tidak menyahut dan hanya diam.
Raja pasukan iblis marah dan mendekati Du, dia berkata, “Berani
sekali kamu? Kamu tidak membalas salam saya.” Tiba-tiba kepala raja pasukan
iblis itu berubah, gigi taringnya bertambah panjang dan secara tiba-tiba
menyerang ke arah Du. Du tetap diam, sama sekali tidak ada pekikan yang keluar
dari mulutnya.
Raja pasukan iblis itu berkata, “Hmm… hebat juga kamu, siapa
namamu? “
Du diam tidak menjawab.
“Hmm… saya tahu kamu tidak bisu, masih tidak mau berbicara?
Baiklah, saya punya ide.”
Seluruh pasukan iblis itupun kemudian
pergi.
Kemudian datanglah sesosok dewa yang tinggi dan besar, dia berkata
pada Du dengan suara yang sangat berwibawa “Du Zhicun, kamu telah menjadi
manusia yang buruk dan hidup dengan berfoya-foya, beruntung kamu telah dibantu
tiga kali oleh murid tertua saya, kamu telah berhasil melewati ujian dan tidak
mengucapkan sepatah katapun, selamat sekarang kamu bisa menjadi dewa dan ikut
ke dunia saya, apakah kamu mau pergi ke dunia dewa?”
Du masih diam dan tidak menjawab.
Dewa itupun tertawa, “Hahaha, jika kamu tidak menjawab mau, saya
tidak bisa membawamu ke dunia dewa. Ujianmu sudah selesai nak, cukup bilang mau
maka kamu bisa ke dunia dewa.”
Ilustrasi. Kredit:
chinawhisper.com
Du berpikir bahwa orang tua itu berpesan supaya dia tidak
berbicara sampai orang tua itu kembali, jadi dia tetap diam.
Tiba-tiba dewa itu berubah menjadi raja pasukan iblis yang
sebelumnya telah datang, “Dasar manusia sial, lihat saja apa yang bisa saya
lakukan.”
Raja pasukan iblis itu kemudian memberi perintah kepada anak
buahnya, “Bawa masuk!”
Dua sosok iblispun masuk dan menaruh sebuah kuali besar yang
berisi minyak, yang panas mendidih, disusul dengan dua hantu lagi yang masuk
sambil memegangi seorang wanita, wanita itu ternyata adalah istri Du.
“Bicaralah dan dia akan kami lepaskan!”
Du tetap diam.
Iblis-iblis itu mulai menyiksa istri Du, memukuli, mencambuk,
terus menerus sampai tubuh istri Du berlumuran darah.
Iblis-iblis itu kemudian menyayat daging di punggung istri Du,
seiris demi seiris, membuat istri Du menjerit kesakitan, suaranya sangat
memilukan.
“Suamiku, aku tahu aku bukan istri yang baik, aku punya banyak
kekurangan dan sering membuatmu marah, tapi bagaimanapun aku ini istrimu, aku
mohon, sekali ini saja, hanya satu kata saja maka aku akan bebas, aku mohon
suamiku, rasanya sakit sekali, tolonglah.” Kata istri Du sambil menangis pilu.
“Kalau kamu tidak berbicara, istrimu akan kami rebus di dalam
minyak mendidih!” Kata si raja iblis.
Du tetap tidak mengeluarkan sedikitpun suara dari mulutnya.
Kemudian istri Du dilemparkan ke dalam kuali yang berisi minyak
mendidih, diiringi dengan jerit kesakitan yang sangat memilukan, yang
perlahan-lahan hilang bersama dengan kematian istri Du.
“Sudah lihat? Jangan dikira saya tidak berani membunuhmu, kamu
akan bernasib sama jika tidak mau berbicara!” Kata si raja iblis.
Du tetap diam dan akhirnya dua sosok iblis mengangkatnya, lalu
mengancam akan melemparkannya ke dalam kuali jika dia tidak mau berbicara.
Du tetap diam dan akhirnya mereka melemparkannya ke dalam kuali
panas, panas yang menyakitkan menjalar ke seluruh tubuh Du, dia sangat
kesakitan, namun tetap tidak ada satu suarapun yang keluar dari mulutnya, dan
akhirnya diapun mati disitu.
Roh Du terbang dan kemudian sampai di hadapan raja
akherat.
Raja akherat bertanya, “Siapa namamu?”
Du tidak menjawab.
Satu penjaga disana membentak Du, “Manusia bodoh, jawab! Cari
masalah kamu? Berani tidak menjawab pertanyaan raja!”
Kemudian penjaga itu mencambuk Du berkali-kali, tapi tetap tidak
ada satu suarapun yang keluar dari mulut Du.
Raja akherat berkata, “Saya tahu kamu tidak bisu, dengar, kamu
ini sudah mati, kamu tidak perlu lagi mengikuti permainan bodoh pendeta Tao
yang menyuruhmu diam, bagaimana dia bisa datang jika kamu sudah berada di
akherat?”
Du tetap diam.
“Baiklah, sekali bodoh tetap bodoh, bawa dia dan buat supaya dia
berbicara!” Kata raja akherat.
Penjaga disana membawa Du dan mulai menyiksanya, mereka
menuangkan air mendidih ke mulut Du, mencambuknya, menusuknya dengan besi
panas, menggilas kakinya di bawah roda, menyayat dagingnya, menuangkan minyak
panas ke tubuhnya.
Mereka menyiksanya dengan beragam
cara, namun Du tetap diam.
Akhirnya dia dibawa kembali ke hadapan raja akherat.
“Masih tidak mau berbicara? Baiklah kalau begitu, sekarang kamu
akan bereinkarnasi, tapi kamu akan reinkarnasi menjadi seorang wanita yang
hidupnya penuh musibah!”
Du bereinkarnasi sebagai seorang wanita dalam sebuah keluarga
yang miskin, tubuhnya lemah dan akibatnya dia sering terjatuh, dia juga sering
mengalami kecelakaan kecil dan besar, selain itu dia juga kerap menderita
penyakit, namun dalam semua penderitaan yang dia rasakan, Du masih ingat akan
janjinya kepada sang orang tua pendeta Tao, jadi dia tidak sekalipun
mengeluarkan suara, bahkan mengerang sedikitpun tidak.
Bukan hanya itu, saudara serta teman-temannya juga sering mengolok-oloknya,
dan menghinanya karena berpikir bahwa dia adalah orang bisu. Walau dia sering
mendapat ejekan, namun dia tidak pernah melawan ataupun membalas, dia hanya
diam saja.
Akhirnya dia tumbuh dewasa, dan menjadi seorang wanita yang
cantik. Seorang mahasiswa dari daerah yang sama bernama Lu Gui mendengar
perihal kecantikan gadis bisu itu dan bermaksud memperistrinya, jadi dia
mengirimkan seorang mak comblang untuk melamarnya.
Keluarga gadis itu menolak karena merasa bahwa anak gadisnya
adalah seorang yang bisu, namun saat itu Lu Gui berkata, “Untuk menjadi seorang
istri yang baik, seseorang tidak harus bisa berbicara. Dia akan menjadi contoh
yang baik bagi perempuan yang terlalu banyak bicara.”
Akhirnya keluarga gadis itupun setuju dan Lu menikah dengan Du,
mereka menjalani kehidupan suami istri yang harmonis, dan setelah beberapa
tahun merekapun memiliki seorang anak.
Lu bermaksud ingin menyembuhkan ketidakmampuan berbicara yang
dialami istrinya, dia lalu memanggil seorang tabib terkenal yang mampu menyembuhkan
orang bisu.
Setelah diperiksa, tabib itu mengatakan bahwa istrinya baik-baik
saja, seharusnya dia tidak bisu, sama sekali tidak ada masalah pada istrinya.
Lu merasa heran dan terus meminta Du untuk berbicara, namun Du
tetap diam, akhirnya dengan marah, dan sambil menggendong bayi mereka, Lu
berkata “Saya pernah tahu ada seorang menteri yang mempunyai seorang istri yang
sangat membencinya, sampai istrinya tidak mau tersenyum ataupun berbicara sama
sekali kepadanya. Kali ini kamu juga terus diam dan tidak mau berbicara kepada
saya, apa guna rumah tangga kita jika sang istri terus saja membenci suaminya,
apa artinya kehadiran buah hati kita ini?”
Kemudian Lu memegang satu kaki bayi mereka, dan membenturkan
kepala bayi itu ke dinding batu dengan keras. Tengkorak bayi itu langsung
hancur dan darah menyembur kencang dari kepalanya.
Cintanya kepada anaknya membuat Du lupa akan janjinya, dan
diapun berteriak ketakutan.
Teriakan itu belum juga selesai, ketika tiba-tiba ruangan
sekeliling berubah kembali menjadi aula megah, Du menemukan bahwa dirinya
sedang duduk di depan sebuah panci besar.
Saat itu fajar mulai menyingsing.
Api di bawah panci perebusan tiba-tiba membesar dan menjulang
tinggi ke atas, sampai menyentuh langit-langit bangunan, dan kemudian seluruh
bangunan itu terbakar menjadi abu.
Si orang tua datang kepadanya dan berkata, “Dasar bodoh! Lihat
apa yang sudah kamu lakukan! kamu sudah mengacaukan pekerjaan saya, pekerjaan
yang saya lakukan menjadi sia-sia!”
Orang tua itu menjambak rambut Du kemudian melemparkannya ke
dalam sebuah guci air, dan api di bawah panci perebusanpun padam.
Dia berkata “kamu telah berhasil menaklukkan kesenangan,
kemarahan, kesedihan, ketakutan, kebencian dan hasrat, hanya cinta yang belum
mampu kamu taklukkan.”
Orang tua itu melanjutkan, “Jika tadi kamu tidak berteriak,
ramuan obat saya sudah selesai dan kamu juga bisa hidup abadi. Hanya tinggal
satu langkah saja, cukup satu langkah terakhir dan semua akan selesai. Bodoh
sekali kamu!”
Du menyesal dan meminta untuk diberi kesempatan sekali lagi, dan
berjanji bahwa selanjutnya dia tidak akan berbicara sedikitpun.
Namun orang tua itu mengatakan bahwa sudah tidak mungkin, sudah
tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya.
Ilustrasi. Kredit:
techinasia.com
Orang tua itu kemudian menyuruh Du untuk pergi, Du kembali ke
kota dan kembali menjalani kehidupan, sebagai seorang pengemis. (lpc/jul)
Subscribe to:
Posts (Atom)